Menu
Cahaya Akhwat

Bersabarlah Jika Sakit Menyapa


Sehat adalah nikmat yang paling indah. Karena saat kita sehat, kita dapat beraktifitas sesuai dengan kebutuhan yang ada. Sehat merupakan rezeki yang benar-benar harus disyukuri. Tapi sehat itu tidak akan selamanya kita alami, adakalanya Allah SWT memberikan sakit kepada kita.

Sebenarnya, sakit juga kita harus mensyukuri. Bisa saja sakit itu adalah salah satu cara Allah SWT mencintai diri kita. Saat sakit, Allah SWT memaksa kita untuk beristirahat atau bisa juga Allah ingin kita lebih mendekat kepada-Nya. Karena tidak jarang saat kita berada dalam keadaan sehat, kita lupa, perlahan menjauh bahkan tidak melaksanakan perintah agama satu pun.

Sakit bisa menjadi ajang untuk mengkoreksi diri. Jangan pernah mengumpat saat sakit datang menyapa, baik itu flu, demam, anyang-anyangan atau bahkan penyakit lain yang bisa jadi lebih berat kadarnya. Berdoa agar diberi kemudahan dan yang terpenting adalah bersabar.

Allah SWT akan selalu mencintai hamba-Nya. Maka taatlah. Tanamkanlah dalam hati bahwa setiap perkara yang diberikan adalah demi kebaikan kita. Termasuk sakit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya. (HR. Muslim)

Cobalah merenung barang sejenak. Bila dipikirkan dengan kepala jernih, tak jarang sakit datang karena ulah kita sendiri. Baik itu dari pola makan, gaya hidup yang tidak sehat atau pun kerja yang berlebihan. Tubuh kita diforsir melebihi kapasitasnya, mengejar dunia seakan tak ada habisnya. Padahal ada hak yang harus diberikan pada tubuh kita ini. Selain beristirahat, beribadah pun menjadi hak tubuh kita yang harus dipenuhi.

Segala bentuk ibadah yang Allah SWT perintahkan pada kita adalah menyehatkan. Mulai dari shalat, puasa, bersedekah dan juga yang lainnya. Jika jiwa kita sehat, maka fisik pun akan ikut sehat. Jika hati kita sehat maka tubuh kita juga sehat. Jangan pernah bosan memberi vitamin pada rohani kita agar fisik kita selalu diberi aura positif. 

Tetapi jika memang sakit telah melanda maka jangan pula menyesalinya. Percayalah bahwa itu benar-benar kesempatan besar untuk memperbaiki diri. 

Dan ingatlah, cobaan juga penyakit adalah tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah ta’ala jika mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberi mereka cobaan.” (HR. Tirmidzi).

Sehat adalah nikmat yang paling indah. Karena saat kita sehat, kita dapat beraktifitas sesuai dengan kebutuhan yang ada. Sehat merupak...
ahliah citra
Cahaya Akhwat

MENGINTIP BAKAT BESAR DIBALIK GANGGUAN PERILAKU





Tidak semua anak berbakat punya perilaku layaknya anak-anak normal. Ada juga di antara mereka yang memiliki gangguan autisme dan pemusatan perhatian.
Saat berusia batita Jason dikenal sebagai bocah hiperaktif dan ADHD (gangguan pemusatan perhatian). Ia tak pernah bisa diam dan kadang menunjukkan agresivitasnya. Ia sangat hobi mengutak-atik sekaligus merusak atau menghancurkan barang-barang di rumahnya.

Karena sikapnya itu, orang tua
Jason membiarkan rumahnya kosong melompong. Di balik itu Jason juga termasuk sosok pendiam dan sulit bergaul. Namun, tak ada yang menyangka, bocah hiperaktif macam Jason ternyata memiliki kelebihan super yang tak dimiliki anak-anak seusianya. Kecerdasannya di bidang matematika luar biasa. Tak heran jika di usia 10 tahun ia sudah bisa masuk SMP dan di usia 13 tahun sudah duduk dibangku kelas 2 SMU.
Jason, menurut Dr. Reni Akbar Hawadi, M.Psi., termasuk kategori anak-anak gifted (berbakat) sekaligus handicapped (memiliki hambatan). “Di satu sisi, dia merupakan sosok hiperaktif yang ditandai dengan berbagai perilaku agresifnya. Di sisi lain, ia juga merupakan seorang jenius karena memiliki IQ 145 poin, selain kreativitasnya yang tinggi,” ungkap pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang juga peneliti anak-anak berbakat.

BERBAKATKAH ANAK ANDA?
Hal senada diungkapkan Astri S. Widianti, Psi., psikolog dari Essa Consulting Group. Menurutnya, anak berbakat adalah mereka yang memiliki kelebihan di atas anak-anak normal. Kelebihan itu pun setidaknya mencakup tiga hal yang sebagian sudah bisa ditunjukkan di usia batita.

*  IQ tinggi
IQ tinggi ditandai dengan ingatan yang kuat. Otaknya seolah berfungsi bak mesin pemotret. Kalau orang tua menjelaskan berbagai jenis kendaraan kepada si anak, contohnya, maka keesokan harinya ia sudah mampu mengingat dan menyebutkan semua kendaraan yang dijelaskan tadi sampai detail. Selain itu, perbendaharaan katanya relatif luas/banyak, sehingga biasanya gemar nimbrung ketika orang tuanya bercakap-cakap. Ia pun mampu berpikir logis dan kritis, sehingga saat menginjak usia prasekolah ia sudah mampu memecahkan soal-soal aljabar sederhana. 

Kejeniusannya terlihat dari kesenangannya mempelajari berbagai bacaan tebal seperti kamus ensiklopedi, dan sejenisnya, serta mampu memecahkan berbagai soal dengan cepat, selain cepat pula menemukan kesalahan maupun kekeliruan.
Tak jarang anak juga menunjukkan kemampuan supernya seperti mampu membaca lebih cepat di usia yang relatif lebih muda dibanding anak sebayanya. Kadang kemampuan membaca ini muncul tanpa pernah diajari sebelumnya secara khusus.

* Kaya Kreativitas
Kreativitas ditandai oleh dorongan ingin tahu yang sangat besar, sering mengajukan pertanyaan yang berbobot, memberi banyak gagasan dan usulan terhadap suatu masalah, bebas saat menyatakan pendapat, memiliki rasa keindahan, menonjol dalam salah satu bidang seni, punya pendapat sendiri, dapat mengutarakan pendapatnya dan tak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain, punya rasa humor yang tinggi, daya imajinasinya kuat, serta orisinalitasnya tinggi yang tampak kala ia mengungkapkan gagasan, buah pikiran, dan sejenisnya. Selain itu, ia juga mampu bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal baru, dan mampu mengembangkan/merinci suatu gagasan (kemampuan elaborasinya bagus).

* Motivasi Kuat
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu lama dan tak mau
berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan (tak lekas putus asa), tak memerlukan dorongan dari luar untuk menunjukkan prestasi, ingin mendalami materi/bidang pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tak cepat puas dengan prestasi yang diraihnya), menunjukkan minat terhadap aneka masalah “orang dewasa” semisal soal pembangunan, korupsi, keadilan, dan sebagainya. Ia pun senang dan rajin belajar serta penuh semangat, hingga cepat bosan pada tugas-tugas rutin, memiliki orientasi pada tujuan-tujuan jangka panjang disamping bisa menunda pemuasan kebutuhan sesaat. (Pusat Keberbakatan http://puskat.psikologi.ui.edu/ Powered by: Joomla! Generated: 28 March, 2009, 07:12)

Singkatnya, “Jika seorang anak memiliki tiga kriteria tersebut, maka ia termasuk anak berbakat,” tandas Reni. Ia lalu menuturkan, saat ini memang terjadi perdebatan besar mengenai anak-anak berbakat (gifted) dengan disabilitylearning (kesulitan belajar). Sayangnya, berbagai gangguan dan kekurangan yang ditunjukkan sang anak kerap menutup mata orang tua untuk melihat berbagai kelebihan di baliknya.

BELUM POPULER
Memang, tidak semua anak autis memiliki kelebihan-kelebihan yang dimiliki anak-anak gifted. Penyandang autisme umumnya memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata, bahkan 70% di antaranya menunjukkan retardasi mental. Mereka juga kurang mampu berkonsentrasi, sehingga memerlukan terapi secara rutin.

Kendati begitu, tidak sedikit penyandang autisme ataupun anak hiperaktif yang memiliki bakat luar biasa dan ber-IQ tinggi. Sepintas, anak-anak ini umumnya terlihat hiperaktif, kurang konsentrasi, ceroboh, pembosan dan kadang agresif. Padahal, dalam dirinya tersimpan potensi yang sangat besar.

Itulah mengapa, cara pandang bahwa keberbakatan hanya bisa dimiliki anak-anak normal harus diubah. Anak berbakat tidak mengenal batasan negara, strata sosial, dan berbagai kekurangan ataupun gangguan perilaku yang dimiliki seorang anak. Kalau sudah ditakdirkan gifted, ya gifted.
Memang kategori gifted-handicapped ini, ungkap Reni, masih belum populer di Indonesia. “Ini berbeda dengan negara-negara maju seperti Amerika dan Australia. Mereka sudah memiliki perkumpulan khusus yang menangani anak-anak gifted sekaligus memiliki gangguan seperti autis dan hiperaktif atau gifted-handicapped.”
PERBEDAAN AUTIS DAN GIFTED-HANDICAPPED
Menurut Reni, membedakan anak autis sekaligus gifted memang bukan perkara mudah. “Namun orang tua yang memiliki anak gifted-handicapped biasanya akan bisa merasakan adanya kelebihan-kelebihan yang dimiliki buah hatinya.”

Reni lantas mencontohkan seorang ibu yang sempat “mencurigai” kelebihan-kelebihan yang dimiliki batitanya yang autis. Si anak hiperaktif, tak mau menoleh kalau dipanggil, tapi sudah menguasai beberapa program sederhana di komputer. Akhirnya, setelah melalui pemeriksaan di luar negeri, anak tersebut dikategorikan sebagai gifted-handicapped child.
Memang sayang, instrumen penelitian untuk mengetahui keakuratan gifted-handicapped belum ada di Indonesia. “Alhasil, jika ingin mengetahui anaknya gifted atau tidak, harus melalui pemeriksaan di negara-negara maju seperti Singapura, Belanda, dan Australia,” lanjut Reni.

Jadi bukan perkara gampang untuk menentukan apakah seorang anak berbakat atau tidak, termasuk pada anak autis. Namun, tanpa perangkat tes sebetulnya bisa saja keberbakatan ini dilihat dan diukur dari performa anak secara kasat mata.

Contoh konkretnya, meski konsentrasi anak-anak autis cepat buyar dan perhatiannya mudah teralih, tapi dalam bidang tertentu ia bisa mencurahkan konsentrasinya. Semisal, anak batita yang bisa mengoperasikan beberapa program komputer yang relatif njlimet untuk anak seusianya.

BUTUH PENANGANAN KHUSUS
Anak-anak berbakat sekaligus memiliki gangguan ini, ungkap Reni dan Astri, memang perlu penanganan khusus. Kecepatannya dalam menerima pelajaran, contohnya, membuat mereka tak bisa disamakan dengan anak-anak normal lainnya. Jika anak lain masih berkutat di materi A, maka anak gifted sudah bisa menguasai materi C. Demikian halnya dengan anak-anak gifted-handicapped. Hal ini berlaku baik saat menjalani terapi maupun saat menstimulasi kognisi si anak. Untuk terapi, misalnya, anak-anak gifted-handicapped tidak bisa disamakan dengan anak-anak autis pada umumnya.

Kecepatannya menerima materi terapi membuat anak gifted-handicapped cepat bosan. Tak heran jika mereka biasanya ogah diterapi yang ditunjukkan dengan sikap marah, kerewelan atau menangis saat diterapi. Meski begitu ia sangat menguasai materi terapi.


STIMULASI YANG BISA DIBERIKAN
Astri menganjurkan orang tua dengan anak-anak seperti itu untuk banyak memberikan penjelasan tentang segala sesuatu yang dirasa menarik buat si kecil. Misalnya saat turun hujan, orang tua mampu menjelaskan mengapa bisa terjadi fenomena alam seperti itu. Jelaskan dengan cara sederhana dan singkat.      

Begitu juga saat melihat berbagai hal menarik yang diamatinya di teve. Orang tua cukup menerangkannya secara singkat kepada si anak, sebab tak jarang konsentrasi anak-anak gifted ini pendek sehingga cepat bosan.

Jangan segan-segan pula membacakan berbagai cerita menarik kepada si kecil. Setelah itu, biarkan ia menanggapinya. Agar kreativitasnya semakin terasah, orang tua juga bisa mengajukan berbagai pertanyaan kritis kepada anak.

Lengkapi juga fasilitas keluarga dengan sarana dan prasarana yang mengandung unsur edukasi, seperti buku-buku pengetahuan dan fiksi, video, mainan, alat-alat musik, alat lukis, alat permainan aktif seperti bola kaki, bola basket lengkap dengan jaring, dan sebagainya. Dengan sarana edukasi tersebut, orang tua bisa melihat sejauh mana bakat si anak.

Setelah bakatnya ketahuan, orang tua bisa menyalurkan bakat si kecil lebih lanjut. Jika terlihat berbakat melukis, contohnya, orang tua bisa memasukkannya ke sanggar lukis khusus buat anak.

*catat lama yang saya copas di  : http://www.facebook.com/note.php?note_id=76139053461
gambar dari http://anakhiperaktif.com

Tidak semua anak berbakat punya perilaku layaknya anak-anak normal. Ada juga di antara mereka yang memiliki gangguan autisme dan...
El Nurien
Cahaya Akhwat

Malaikat sebagai Pemotivasi




اِنَّ الَّذِبْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللهُ قُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَـۤﺌِكَةُ أَلاًّ تَخَافُوْا وَلاَ تَحْزَنُوْا

وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan Kami ialah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushshilat: 30)

Pada postingan sebelumnya dijelaskan bahwa Malaikat selalu mendoakan seorang mukmin, sedang pada ayat ini dijelaskan adakalanya Malaikat turun untuk meneguhkan pendirian seorang mukmin yang sedang menjalani ujian.  

“Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka.” Meski kita hidup di Negara mayoritas mulim, namun adakalanya memegang agama seperti memegang bara api. Jika iman kita kuat akan bertahan, sebaliknya jika lemah maka kehidupan pun terancam. Di sinilah Malaikat turun untuk menghibur dan memotivasi seorang mukmin. 

Bagaimana mereka memotivasi atau menghibur kita? Allahu a’lam. Pastinya memang ada.

Memang ada berbagai pendapat  menyatakan bahwa di saat kematian seorang mukmin, mereka akan menghibur dan menyambut seorang mukmin dengan berseri-seri. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa Malaikat memang turun di saat mukmin itu perlu kekuatan. 

Sebagaimana tertulis dalam tafsir Al-Azhar: “Ini janji dari Tuhan sendiri.
Apakah tugas-tugas malaikat itu mendatanginya? Tugas Malaikat-Malaikat itu menyampaikan kepada mereka, “Agar kamu jangan merasa takut dan jangan merasa berduka bercita.”

Malaikat akan datang kepadanya menyampaikan bahwa janganlah dia takut akan kesengsaraan kelak, sebab puncak kehidupan itu sendiri telah di pegangnya, yaitu ‘Kami beriman kepada Allah’ dan janganlah kamu berduka cita meninggalkan anak-anakmu dan isterimu dan harta bendamu. Anak dan dan isteri yang akan menjaminnya. Sedang engkau pergi menemui Tuhanmu. Harta benda dunia tidak ada artinya sama sekali di bandingkan dengan nikmat yang menunggu engkau. 

Itulah bujukkan untuk membesarkan hati yang dibisikkan oleh malaikat, yang terdengar oleh jiwa, bukan oleh telinga polos. (Tafsir Al-Azhar, hal 226)

Itu hanyalah contoh, bagaimana Malaikat berusaha memberi bujukan ata support, supaya orang mukmin itu bisa tenang, bangkit, dan tetap memegang agama-Nya, tentu cara dan bantuan itu berbeda-beda setiap kondisi dan keadaan. 

Ini janji Allah, dari detik pertama turunnya ayat tersebut, dan akan terus berlanjut sampai kiamat kelak. Jadi kita tak bisa berkata bahwa kejadian seperti itu hanyalah jaman dulu.


Satu hal yang harus kita adalah mempercayainya.  Hanya saja saat ini kita tak bisa mencapai benar-benar hakikat iman. Bila suatu saat, kita merasakan begitu susahnya memegang agama, dengan air mata dan kerisauan, dengan lemahnya batin dan jasmani, namun kita berusaha merangkak amalkan agama, dan berusaha memegang teguh, walaupun merasa batin ini terlalu lemah. Insya Allah, kita pun akan merasakan janji Allah ini. Tak perduli apakah di jaman yang penuh kepasadan ini. 
 
Kita bisa membaca cerita Buya Hamka di tafsir Al-alzhar beliau, masa-masa beliau di tangkap, di jebloskan di penjara. Selama dua tahun lebih, di tempat gelap dan dijaga oleh polisi saat itu. Namun beliau tidak merasa takut, karena beliau merasakan selalu ada yang menemani beliau, saat tidur, saat bangun bahkan menemani makan sahur. 

Untuk itu janganlah ragu, untuk memegang agama dan berkorban demi agama. Ingat juga, bantuan ini hanya untuk mereka yang diterpa cobaan dalam amalkan agama, dalam sebarkan agama. sedangkan cobaan yang bersifat duniawi, tak ada jaminan hal ini. 

Adalagi imbas dari adanya malaikat di sekeliling kita, yaitu adanya rahmat dan sakinah atau ketenangan jiwa. Insya Allah, akan diuraikan pada kesempatan yang akan datang.

اِنَّ الَّذِبْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللهُ قُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَـۤﺌِكَةُ أَلاًّ تَخَافُوْا وَلاَ تَحْز...
El Nurien
Cahaya Akhwat

Doa dan Harapan Terbaik




                                                                                 
فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنٰسِكَكُمْ فَاذْكُرُ اللهَ كَذِكْرِكُمْ ءَابَآءَكُمْ أَوْ اَشَدَّ ذِكْرًا
فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى الدُّنْيَا وَمَالَه’ فِى اْلأَخِرَةِ مِنْ خَلَٰقٍ ﴿۲۰۰   
وَمِنْهُمْ مَنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ﴿۲۰۱

“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,” dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.  Dan di antara mereka ada orang yang bendoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS.Al-Baqarah: 200-201)

Pada ayat 200, menceritakan kebiasaan kaum jahilyah yang suka membangga-banggakan nenek moyang mereka  ketika melakukan ibadah haji. Atas kebiasaan ini Allah memerintahkan agar berzikir sebanyak-banyaknya sebagaimana mereka menyebut-nyebut nenek moyang   mereka atau bahkan lebih dari itu.

Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,”  di sini Allah juga menyinggung akan kebiasaan oleh sebagian orang. Mereka hanya meminta kebaikan-kebaikan di dunia ini.  “Ya Allah berilah aku rezeqi, ya Allah mudahkan urusanku, suburkan tanah pertanianku, sukseskan usaha perniagaanku, sukseskan studiku, berikan aku pekerjaan yang mapan, berilah aku siteri yang cantik, dan bahagiakan aku dengannya, dan lain sebagainya.”   

 Merepa lupa akan kebaikan akhirat. Mereka hanya beranggapan dengan segala kenyamanan di dunia mereka akan bahagia.  Memang benar!  Tapi di akhirat mereka tidak mendaptkan apa-apa, selain beban hisab atas nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada mereka.

Kita bisa bercita-cita dengan kekayaan akan jadi dermawan,  namun jika tak ada karunia Allah, maka kita tidak akan terjadi, bahkan boleh jadi kekayaan itu akan jadi bumerang buat kita.  Kita bisa saja bercita-cita, jika punya isteri cantik dan menerima kita apa adanya, kita akan taat beribadah, rajin shalat dan puasa. Namun jika tak ada karunia Allah, kita tak kan mampu berbuat banyak,  bahkan boleh jadi isteri yang cantik itu akan jadi petaka buat kita.


Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” Pada ayat selanjutnya, Allah juga ceitakan sebagian orang yang beruntung, yang tak hanya memikirkan kebahagiaan dunia, tapi juga akhirat serta ingin diselamatkan dari azab nereka.

رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Menurut pribadi, pengertian doa ini tak hanya tertuju pada ungkapan teks.  Ya Allah berilah aku kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan selamatkan dari azab nereka.

Namun pengertian doa ini sangatlah luas, dan meliputi segala hal.   Doa ini sangat singkat, namun meliputi dalam segala aspek dalam kehidupan manusia.   Doa ini juga  mengajarkan kita agar selalu menginginkan kebaikan-kebaikan dunia, namun tak lupa kebaikan untuk di akhirat.

Di Makkah,  di kota Rasulullah, kota yang mulia, kota yang memilki Kakbah dan Multazam, tempat doa yang diijabah.  Maka sungguh disayangkan bila hanya memikirkan kebaikan-kebaikan duniawi. Kita juga harus memohon taufik dari Allah  dengan kebaikan-kebaikan dunia yang kita miliki,  dijadikan sebagai jembatan untuk bekal kita akherat dan selamat dari azab nereka.

Kita memohon keluasan ilmu, dan kita juga memohon dengan ilmu itu, Allah mudahkan kita agar berbagi, mengabdi dan berbakti dalam menyebarkan luaskan agama. Dan dijauhkan dari sifat sombong, tidak  menukarkan ilmu agama dengan dunia, dan dijauhkan dari sifat-sifat buruk bagi seorang berilmu, hingga kita terjerembab di lembah yang panas dan siksanya membuat kita hancur lebur .

Kita memohon keluasan rezeqi, namun jangan lupa kita juga memohon taufik dari Allah dengan rezeqi yang Allah karuniakan, kita mampu menunaikan zakat, kelapangan hati agar selalu berbagi, kelapangan hati dan anggota badan untuk membantu orang-orang yang perlu bantuan serta berlindung kepada Allah dari sifat sombong, dengki, tamak, rakus, tak pernah puas dan sifat-sifat jelek lainnya karena harta yang bisa menyebabkan kita terlempar dalam jurang neraka.

Kita memohon kepada kepada Allah, diberi pasangan hidup yang cantik atau pun tampan, namun kita juga memohon pasangan yang shaleh-shalehah yang bisa bantu membantu dan mengingatkan dalam hal amalkan agama, mempunyai sifat ta’at dan  qanaah.   Kita juga berlindung kepada Allah, dari keburukan-keburukan yang disebabkan oleh adanya pasangan. Cinta yang berlebihan dan melenakan, cinta yang membuat lalai kepada Allah, apalagi cinta yang membuat kia berani bermaksiat kepada Allah, dan segala penyakit yang disebabkan cinta kepada pasangan sehingga mendatangkan murka Allah.  Ini hanyalah  contoh dari sebagian pegertian dari doa di atas. Dan kita lebih tau akan kebutuhan kita kepada Allah.

                                                                                  فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنٰسِكَكُمْ فَاذْكُرُ اللهَ ...
El Nurien