Cahaya Akhwat - manfaat musyawarah dalam keluarga. Bagaimana menyatukan perbedaan pendapat
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Q.s. Ali Imran :159)
Jika kita menengok sekilas sejarah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, bagaimana beliau menjadi seorang pemimpin. Beliau tidak hanya berhasil dalam mengatur dalam tatanan masyarakat kecil, tapi negara bahkan berbagi negara dan juga dalam mengatur peperangan.
Salah satu faktor yang menyebabkan keberhasilan itu adalah musyawarah. Setiap ada masalah atau mau melakukan sesuatu dalam masyarakat atau peperangan, beliau selalu bermusyawarah dengan para sahabat dan kadang juga meminta pendapat istri-istri beliau.
Musyawarah juga sangat penting ada dalam rumah tangga. Baik memusyawarahkan untuk mencari solusi dalam suatu permasalahan atau ketika mau melakukan perkara besar juga dalam perkara kecil, apalagi jika nantinya akan melibatkan anggota keluarga lainnya.
Biasakan bermusyawarah atau meminta pendapat yang lain walaupun dalam masalah sepele, misalnya membeli kasur atau sekadar menyiapkan menu makanan.
Berikut beberapa manfaat musyawarah jika dibiasakan dalam rumah tangga.
1. Masalah dapat segera terpecahkan
Dengan musyawah kita akan mendapatkan beberapa jalan alternative dalam menyelesaikan masalah menyangkut untuk kemaslahatan bersama.
2. Keputusan diambil memiliki nilai keadilan
Musyawarah adalah proses dengar dari berbagai pendapat, yang nantinya akan diambil atas kesepakatan bersama. Keputusan bersama tentu akan sangat jauh dari unsur keterpaksaan, sehingga setiap orang dapat menunaikan tugasnya masing-masing sesuai dengan kesepakatan bersama.
3. Menciptakan stabilitas emosi.
Dalam musyawarah kita akan menemukan perbedaan pendapat dari yang kita sampaikan. Di sinilah kita melatih menahan emosi dan menghargai pendapat orang lain.
Melatih suami atau kepala rumah tangga mendengarkan pendapat orang lain dan memberi keputusan yang bijak tanpa memihak siapapun.
Suami/ ayah memang kepala rumah tangga sekaligus pemimpin dalam musyawarah. Memang yang memberi keputusan adalah suami, akan tetapi tidak salahnya mendengarkan pendapat istri atau anak-anak.
Melatih ayah atau ibu menghargai keputusan anak-anak. Walaupun usia-usia anak-anak lebih, namun pendapat mereka lebih mendekati kebenaran, maka tidak salahnya menerima pendapat mereka dan orang tua menghargai pendapat anak-anak.
Sebaliknya juga anak-anak. Anak-anak kadang masih memiliki kejiwaan yang labil, tapi mereka dilatih menerima pendapat dan patuh pada orang tua.
Selain itu juga, membiasakan tidak bersifat sombong karena pendapatnya yang kadang sering diterima. Karena bisa saja ide kita justru mendatangkan mudarat. Kita hanya berusaha mengambil tindakan yang mendekati kepada kebaikan bersama, tapi pada akhirnya Allah jua yang menentukan. Karena itu setiap kali bermusyawarah dianjurkan beristighfar dan sama-sama bertawakkal kepada Allah.
4. Melatih anggota keluarga menyampaikan pendapat.
Ini yang tak kalah penting. Dari rumah, anak sudah dibiasakan menyampaikan pendapat, apalagi suatu perkara kebenaran. Betapa banyak anak yang sangat cerdas dalam menyusun uneg-unegnya dan menjawab soal-soal dalam bentuk tulisan, tetapi sangat gagap ketika harus menyampaikannya kepada orang lain.
5. Program anggota keluarga lebih terkontrol.
Biasakan ayah, istri dan anak-anak memberitahu apa yang hendak dilakukan dalam musyawarah.
Anak-anak biasakan memberi tahu dahulu dan meminta izin kepada orang sebelum mau melakukan sebuah kegiatan di luar. Misalnya anak-anak besok mau kemana, ia harus memberitahu dan meminta izin orang tua lebih dahulu sebelum memberi keputusan kepada teman-temannya atau pihak lain. Begitu juga dengan istri dan ayah, sehingga masing-masing kegiatan tidak berbenturan sama lain.
6. Adanya kebersamaan
Salah satu manfaat musyawarah adalah terkumpulnya anggota keluarga sehingga akan saling mempererat kehangatan antara sesama keluarga.
7. Dapat menyatukan perbedaan pendapat
Dalam musyawarah akan ditemukan perbedaan pendapat. Kadang mengambil satu tapi kadang saling meramu antara-antara berbagai pendapat, sehingga menjadi kesepakatan. Inilah salah satu indahnya musyawarah.
Mungkin masih banyak lagi manfaat-manfaat musyawarah yang tidak diketahui admin di sini. Pastinya tidak akan rugi orang yang istikharah dan tidak akan menyesal orang yang musyawarah.
Berikut suatu kisah kocak, namun memberi pelajaran betapa pentingnya musyawarah dalam rumah tangga.
Suatu hari, seorang istri kehilangan satu giwangnya dan pada hari yang sama sang suami rusak satu ban motornya. Ketika mengetahui permasalahan masing-masing, maka masng-masing melakukan inisiatif demi membahagiakan pasangannya.Sang istri jual giwang yang satunya buat beli satu ban untuk motor suaminya. Dan ternyata ditempat lain, sang suami jual satu ban dan dengan uang itu dibelikanlah satu giwang untuk istrinya.
Bayangkan apa yang terjadi ketika mereka sampai di rumah?
Allahu a’lam apakah ini nyata atau hanya fiktip. Tapi kisah ini memberikan pelarajan betapa pentingnya musyawarah itu keluarga, walaupun kita merasa pendapat dan niat kita baik.
Kisah yang terakhir itu sebenernya so sweet ya, tapi kurang komunikatif.. Dan cenderung terburu buru.. Semua bisa dibicarakan. Kalau aku dan suami terbiasa berkomunikasi even itu hal kecil. Semoga dengan musyawarah keluarga jadi sakinah. Amin
BalasHapusHmm terima kasih ya infonya sangat berguna sekali buat saya.
BalasHapusKomunikasi memang penting banget supaya gak salah paham.
BalasHapus