اِنَّ الَّذِبْنَ قَالُوْا رَبُّنَا
اللهُ قُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَـۤﺌِكَةُ أَلاًّ
تَخَافُوْا وَلاَ تَحْزَنُوْا
وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ
كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan Kami ialah
Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat akan turun kepada
mereka dengan mengatakan, “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan
gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushshilat: 30)
Pada postingan sebelumnya dijelaskan
bahwa Malaikat selalu mendoakan seorang
mukmin, sedang pada ayat ini dijelaskan adakalanya Malaikat turun untuk
meneguhkan pendirian seorang mukmin yang sedang menjalani ujian.
“Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka.” Meski kita hidup di Negara mayoritas
mulim, namun adakalanya memegang agama seperti memegang bara api. Jika iman
kita kuat akan bertahan, sebaliknya jika lemah maka kehidupan pun terancam. Di
sinilah Malaikat turun untuk menghibur dan memotivasi seorang mukmin.
Bagaimana
mereka memotivasi atau menghibur kita? Allahu a’lam. Pastinya memang ada.
Memang
ada berbagai pendapat menyatakan bahwa
di saat kematian seorang mukmin, mereka akan menghibur dan menyambut seorang
mukmin dengan berseri-seri. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa Malaikat
memang turun di saat mukmin itu perlu kekuatan.
Sebagaimana
tertulis dalam tafsir Al-Azhar: “Ini janji dari Tuhan sendiri.
Apakah tugas-tugas malaikat itu mendatanginya? Tugas Malaikat-Malaikat itu menyampaikan kepada mereka, “Agar kamu jangan merasa takut dan jangan merasa berduka bercita.”
Apakah tugas-tugas malaikat itu mendatanginya? Tugas Malaikat-Malaikat itu menyampaikan kepada mereka, “Agar kamu jangan merasa takut dan jangan merasa berduka bercita.”
Malaikat
akan datang kepadanya menyampaikan bahwa janganlah dia takut akan kesengsaraan
kelak, sebab puncak kehidupan itu sendiri telah di pegangnya, yaitu ‘Kami
beriman kepada Allah’ dan janganlah kamu berduka cita meninggalkan anak-anakmu
dan isterimu dan harta bendamu. Anak dan dan isteri yang akan menjaminnya.
Sedang engkau pergi menemui Tuhanmu. Harta benda dunia tidak ada artinya sama
sekali di bandingkan dengan nikmat yang menunggu engkau.
Itulah
bujukkan untuk membesarkan hati yang dibisikkan oleh malaikat, yang terdengar
oleh jiwa, bukan oleh telinga polos. (Tafsir Al-Azhar, hal 226)
Itu
hanyalah contoh, bagaimana Malaikat berusaha memberi bujukan ata support,
supaya orang mukmin itu bisa tenang, bangkit, dan tetap memegang agama-Nya,
tentu cara dan bantuan itu berbeda-beda setiap kondisi dan keadaan.
Ini
janji Allah, dari detik pertama turunnya ayat tersebut, dan akan terus
berlanjut sampai kiamat kelak. Jadi kita tak bisa berkata bahwa kejadian seperti
itu hanyalah jaman dulu.
Satu
hal yang harus kita adalah mempercayainya. Hanya saja saat ini kita tak bisa mencapai
benar-benar hakikat iman. Bila
suatu saat, kita merasakan begitu susahnya memegang agama, dengan air mata dan
kerisauan, dengan lemahnya batin dan jasmani, namun kita berusaha merangkak
amalkan agama, dan berusaha memegang teguh, walaupun merasa batin ini terlalu
lemah. Insya Allah, kita pun akan merasakan janji Allah ini. Tak perduli apakah
di jaman yang penuh kepasadan ini.
Kita
bisa membaca cerita Buya Hamka di tafsir Al-alzhar beliau, masa-masa beliau di
tangkap, di jebloskan di penjara. Selama dua tahun lebih, di tempat gelap dan
dijaga oleh polisi saat itu. Namun beliau tidak merasa takut, karena beliau
merasakan selalu ada yang menemani beliau, saat tidur, saat bangun bahkan
menemani makan sahur.
Untuk
itu janganlah ragu, untuk memegang agama dan berkorban demi agama. Ingat juga,
bantuan ini hanya untuk mereka yang diterpa cobaan dalam amalkan agama, dalam
sebarkan agama. sedangkan cobaan yang bersifat duniawi, tak ada jaminan hal
ini.
Adalagi
imbas dari adanya malaikat di sekeliling kita, yaitu adanya rahmat dan sakinah
atau ketenangan jiwa. Insya Allah, akan diuraikan pada kesempatan yang akan
datang.
Tidak ada komentar