Setiap orang tua pasti ingin memiliki simpanan ataua jaminan
untuk masa depan anak-anaknya. Entah itu berupa tabungan di bank, simpanan
emas, rumah, tanah atau sejumlah omset lainnya.
Atas hal itu, mereka berusaha banting tulang dan peras
kering, tanam investasi di sana sini, atau usaha apapun demi masa depan
anak-anaknya.
Hal ini dapat dimaklumi, bahkan terpuji karena setiap orang
pasti menginginkan anaknya bahagia dan berkecukupan. Sayangnya, tidak sedikit
orang tua bekerja habis-habisan sampai mengabaikan kewajiban yang lain atau
melalaikan perintah Allah, seperti shalat.
Kerja keras dengan mengabaikan kewajiban yang lain atau hak
Allah, maka tidak akan ada keberkahan di dalamnya. Dan di antara ciri harta yang
tidak berkah adalah terjadinya perebutan atau pertikaian atas harta tersebut.
Terlepas berkah tidak suatu rezeki, satu hal yang harus kita sadari bahwa tidak
ada jaminan keselamatan atas simpanan berupa materi.
“Apakah
ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dia mempunyai dalam kebun itu segala macam
buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai
keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang
mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepada kamu supaya kamu memikirkannya.” (QS. Al-Baqarah: 266)
Lihat Juga :
Lihat Juga :
Mengajarkan Al-Qur'an Pada Anak Adalah Investasi Cerdas Bagi Orang Tua
Bukan
bermaksud menafikan materi, akan tetapi, satu hal yang harus kita perhatikan
adalah ketaatan kepada Allah, termasuk dalam mencari keduniawian. Tidak
melanggar rambu-rambu yang sudah Allah tetapkan, juga tidak melalaikan
kewajiban yang lain, baik sebagai seorang manusia maupun sebagai seorang hamba.
“Adapun
dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di
bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah
seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada
kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu,
dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu
adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.” (QS. Al-Kahfi: 82)
Bahkan
dengan iman dan amal shaleh (perbuatan yang bersesuaian dengan perintah Allah
dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam), harta dan keluarga
akan dilindungi oleh Allah subahanahu wa ta’ala. Hatta, harta yang telah
tertimbun akan Allah pelihara sebagai simpanan yang akan dikeluarkan suatu saat nanti, pada saat
yang tepat. In sya Allah.
Allahu
a’lam
Tidak ada komentar