Menjadi
seorang mukmin sejati,tentulah merupakan harapan seorang muslim. Akan tetapi,
kadang kita belum memahami sepenuhnya, atau tak ingin menggali lebih lanjut
mukmin seperti karena merasa sudah benar menjadi seorang muslim. Padahal seorang
muslim, belum berarti dia seorang mukmin. Sedangkan yang dikehendaki Allah
terhadap hamba-Nya adalah mukmin. Di dalam Al-Qur’an berkali-kali di panggil “Wahai
orang-orang beriman (mukmin)” dan tidak ditemukan, “Wahai orang-orang muslim,”.
Karena kenyataan hanyalah mukmin yang mampu mengamalkan semua perintah Allah.
Berikut
beberapa ciri dan keutamaan seorang mukmin, semoga kita mampu seperti mereka.
1. Sabar
Sifat ini merupakan salah satu
hiasan akhlak dari seorang mukmin. Sabar bukan berarti tidak ada perasaan,
namun sabar berupa pengendalian sikap dan perasaan. Seperti apakah sabar?
Kesanggupan bertahan sampai level berapakah hingga di katakan sabar? Orang
bilang sabar ada batasnya, namun ada juga yang mengatakan bukanlah sabar kalau
mempunyai batas.
“Shabrun jamil” sabar itu indah. Banyak orang bilang, “Sabar itu
pahit.” Sebenarnya Al-Qur’an mengatakan, “Sabar itu indah.”
Al-Qur’an
benar, sabar itu indah dan tetap indah. Hanya saja kadang kita
tidak bisa memposisikan diri dan perasaan yang tepat pada setiap masalah yang
dihadapi. Sabar tetap memberi keindahan. Tanpa sabar yang ada hanyalah keluh
kesah dan putus asa, inilah yang di namakan pahit.
Menahan
emosi, memendam harapan, atau menerima kenyataan tak sesuai harapan memang terasa
pahit. Akan tetapi, jika dikembalikan semua pada ketentuan Allah dan hati
berlapang dada menerimanya, maka cakrawala hikmah akan terlihat. Hingga akhirnya
kita merasakan “manis” dalam jiwa.
Kesabaran
akan menuntun pada keindahan. Sabar seperti apakah yang bisa menuntun,
menggiring kita pada keindahan. Coba telusur-telusur dalam Alquran, ternyata
banyak contoh kesabaran yang mereka miliki, yang membawa pada ke indahan, dan
saya rasa sampai sekarang pun banyak anak manusia yang menghadapi pada kenyataan
yang sama.
- Sabarnya Rasulullah rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dicemooh, dirayu, dibujuk, dicaci bahkan dilempari dengan batu. Namun. tetap menyampaikan dan menyebarkan agama hingga akhirnya agama tersebar dan kita sebagai manusia yang sangat jauh kurunnya masih merasakan manisnya agama Islam.
- Sabarnya Nuh ‘alaihis salam berdakwah dalam waktu sangat panjang. Demi mengharapkan kaum bisa beriman hingga akhir Allah tenggelamkan kaum kafir dan selamatkan orang-orang beriman serta ditempat di bumi yang penuh berkah.
- Sabarnya Yunus, bertanggung jawab atas kesalahan yang telah beliau lakukan.
- Sabarnya Musa saat di kejar firaun dan tentaranya (di kejar permasalahan) dan berhadapan dengan lautan (berhadapan dengan jalan buntu). Beliau tetap sabar menunggu petunjuk Allah.
- Sabarnya Musa ‘alaihis salam dalam keadaan letih dan lapar di negeri orang.
- Sabarnya Musa ‘alaihis salam mengabdi kepada kepada tuannya Nabi Syuaib ‘alaihis salam selama sepuluh tahun.
- Sabarnya Harun ‘alaihis salam menghadapi pembangkangan kaum yang di titipkan saudaranya.
- Sabarnya Khaidir ‘alaihis salam tetap berbuat kebajikan di negeri yang memperlakukan beliau tidak baik.
- Sabarnya Ibrahim ‘alaihis salam menunaikan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala mengorbankan anak yang sangat beliau sayangi. Yang ditunggu - tunggu puluhan tahun.
- Sabarnya Ismail ‘alaihis salam mengorbankan diri menunaikan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala (padahal di lihat dari umur beliau, masanya bermanja-manja).
- Sabarnya Zakariya ‘alaihis salam memohon keturunan kepada Allah sekian tahun lamanya, walaupun perasaan mengatakan tidak memungkinkan lagi mempunyai keturunan.
- Sabarnya Ya’qub ‘alaihis salam menghadapi anak-anak beliau yang telah menyebabkan beliau kehilangan putera kesayangan. Dan tetap sabar mencari, padahal sudah lebih dua puluh tahun tak ada kabar Yusuf ‘alaihis salam .
- Sabarnya Nuh ‘alaihis salam tunduk pada keputusan Allah, bahwa yang ingkar harus diazab, meski itu anaknya sendiri.
- Sabarnya Yusuf ‘alaihis salam memaafkan perlakuan saudara-saudaranya, yang telah membuatnya terjauh dari keluarga, menjadi seorang sampai masuk dalam penjara.
- Sabarnya Yusuf ‘alaihis salam mengendalikan birahi di hadapan perempuan yang sangat cantik dan bangsawan.
- Sabarnya Yusuf ‘alaihis salam tidak menghianati tuannya, padahal beliau di hadapkan dengan suguhan yang menggiurkan.
- Sabarnya Ayyub ‘alaihis salam dalam kehilangan harta, keluarga, bahkan di dera penyakit sekian tahun, seorang diri. Namun beliau tetap beribadah dan bersyukur.
- Sabarnya sahabat dalam menghadapi musuh yang mempunyai kelengkapan kekuatan dan senjata, dengan segala kekurangan yang mereka miliki, bahkan ada yang tanpa alas kaki di atas panasnya padang pasir.
- Sabarnya tentara Thalut mentati perintah pimpinan mereka, agar tidak meminum air pada sebuah sungai, padahal mereka sangat kelelahan dan kehausan.
- Sabarnya Aisyah radhiyallahu ‘anha menghadapi fitnah yang menyangkut masalah kehormatan. Hingga Allah membersihkan nama beliau.
- Sabarnya bunda Musa, menyaksikan bagaimana bayinya terapung- apung di atas air.
- Sabarnya ahli –ahli sihir dan isteri Firaun, menghadapi siksaan firaun yang kerasnya tiada tara. Demi mempertahankan keimanan.
- Sabarnya seorang mukmin yang tetap bertahan di kerajaan firaun, yang sangat jauh dari nilai-nilai kemuliaan.
- sabarnya Nuh dan Luth hidup bersama dengan pasangan yang tiada mendukung usaha dakwah mereka.
- Sabarnya Sulaiman ‘alaihis salam untuk tidak dan tetap bersyukur dalam menerima karunia Allah berupa kerajaan yang tiada tandingannya.
- Sabarnya Maryam , mengabaikan segala keindahan duniawi, demi berkhidmat kepada Robbnya.
Subhanallah
walhamdulillah. Mungkin masih banyak lagi contoh kesabaran-kesabaran di dalam
Al-Quran yang tidak ku ketahui. Dan semua mempunyai ending yang sangat
indah. Cerita-cerita di atas cukup untuk membuat kita agar tidak lagi beralasan,
kenapa tidak bisa bersabar. Semoga saja cerita-cerita di atas dapat
menginspirasi kita agar terus bersabar. Kalau mereka bisa, kenapa kita tidak?
*foto dari Facebook.
Tidak ada komentar