Surah ini banyak sekali keutamaannya, maka sangat rugi
sekali bila kita melewatkan hari tanpa
membaca surah Al-Ikhlas atau membaca namun tanpa merenungi maknanya.
Karena dengan merenungi maknanya akan memberikan gairah keimanan dari jiwa
kita.
“Katakanlah:
"Dia-lah Allah, yang Maha Esa” Pengakuan atas kesatuan.
Allah, Tuhan kita yang satu, yang tunggal. Mustahil Allah itu berbilang.
Kepercayaan ini dinamakan “tauhid”.
“Allah tempat bergantung” Allah yang menciptakan, Allah jualah
yang memelihara dan memberi rezeqi. Sudah sepatutnya hanyalah
kepada Allah kita bersandar,
tempat kita bergantung dan meminta.
Tak
patutlah kita menduakan Allah, atau meminta kepada selain Allah. Karena
hanya Allah lah yang mempunyai kekuatan yang muthlak. Kekuatan yang tak
mempunyai kelemahan. “Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan” mustahil
Allah diperanakkan dan beranak. Hanyalah makhluk hidup yang memerlukan keturunan
guna menyambung kelanjutan hidupnya. Karena dengan adanya keturunan,
keeksistensiaan keluarga tetap ada. Tetapi bila seseorang itu tidak mempunyai
anak, maka putuslah silsilah keluarganya.
Sedangkan Allah selalu hidup, tak kan pernah mati. Allah yang awal tanpa pendahuluan, yang akhir tanpa
kesudahan.
Allah tidak membutuhkan keturunan untuk
mewariskan kekuatan. Kekuatan dan kekuasaan Allah tak pernah berakhir. “dan
tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia." Tidak ada satu makhluk pun yang
menyerupai Allah. baik itu zat, fisik, kekuatan maupun sifat. Tidak ada.
Zat Allah yang suci, yang mempunyai kekuatan tanpa kelemahan dan
bandingan. Yang mempunyai pengetahuan,
Maha Memandang tak ada satu pun yang luput dari pengawasan Allah. Yang mempunyai
sifat kasih sayang yang tiada taranya.
Rahmat
mendahului dari pada azab-Nya. Allah … Allah.
Sungguh, tidak akan sanggup kita menggambarkan sifat-sifat Allah. Walaupun
habis pohon di dunia ini untuk dijadikan pena, lautan habis dijadikan tinta. Tidak
akan mampu menggambarkan seutuhya sifat-sifat Allah. Allahu akbar.
Keutamaan surah Al-Ikhlas, di antaranya:
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu,
ia berkata, “Rasulullah bertanya kepada sahabatnya, “Mampukah kalian membaca
sepertiga Al-Qur’an dalam satu malam yang itu tidak memberatkan? Para sahabat ganti bertanya, “Apa yang harus
kami baca, wahai Rasulullah?” beliau
menjawab, “Allahu al Wahidu shshamadu (al-ikhlas) sama dengan sepertiga
Al-Qur’an.” (H.r. Bukhari)
Suatu ketika ada seorang sahabat
berdoa dalam tasyahudnya:
اَللَّهُمَّ
اِنِّيْ اَسْأَلُكَ يَا اللهُ الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ
يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدٌ أَنْ تَغْفِرَلِيْ ذُنُوْبِيْ اِنَّكَ
اَنْتَ الْغَفُوْر الرَّحِيْمُ
“Allôħumma innî
as’aluka yaa Allahu al Ahadu shshamadu lladzii lam yalid walam yûlad
walam yakun lahu kufuwan Ahad an taghfiralî dzunûbî
innaka anta- lghafûrur rahîm.”
Artinya : Ya Allah.
Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, wahai Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia, kiranya Engkau
mengampuni dosa-dosaku. Sesugguhnya Engkau adalah Maha Pengampun dan Maha
Penyayang.
Maka Rasulullah bersabda, “Dia
telah diampuni sebanyak tiga kali.”
sumber:
Tafsir Al-Azhar
Mengakrabi Al-Qur'an
gambar dari google
Tidak ada komentar