Menu
Cahaya Akhwat

Malaikat sebagai Pemotivasi




اِنَّ الَّذِبْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللهُ قُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَـۤﺌِكَةُ أَلاًّ تَخَافُوْا وَلاَ تَحْزَنُوْا

وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan Kami ialah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushshilat: 30)

Pada postingan sebelumnya dijelaskan bahwa Malaikat selalu mendoakan seorang mukmin, sedang pada ayat ini dijelaskan adakalanya Malaikat turun untuk meneguhkan pendirian seorang mukmin yang sedang menjalani ujian.  

“Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka.” Meski kita hidup di Negara mayoritas mulim, namun adakalanya memegang agama seperti memegang bara api. Jika iman kita kuat akan bertahan, sebaliknya jika lemah maka kehidupan pun terancam. Di sinilah Malaikat turun untuk menghibur dan memotivasi seorang mukmin. 

Bagaimana mereka memotivasi atau menghibur kita? Allahu a’lam. Pastinya memang ada.

Memang ada berbagai pendapat  menyatakan bahwa di saat kematian seorang mukmin, mereka akan menghibur dan menyambut seorang mukmin dengan berseri-seri. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa Malaikat memang turun di saat mukmin itu perlu kekuatan. 

Sebagaimana tertulis dalam tafsir Al-Azhar: “Ini janji dari Tuhan sendiri.
Apakah tugas-tugas malaikat itu mendatanginya? Tugas Malaikat-Malaikat itu menyampaikan kepada mereka, “Agar kamu jangan merasa takut dan jangan merasa berduka bercita.”

Malaikat akan datang kepadanya menyampaikan bahwa janganlah dia takut akan kesengsaraan kelak, sebab puncak kehidupan itu sendiri telah di pegangnya, yaitu ‘Kami beriman kepada Allah’ dan janganlah kamu berduka cita meninggalkan anak-anakmu dan isterimu dan harta bendamu. Anak dan dan isteri yang akan menjaminnya. Sedang engkau pergi menemui Tuhanmu. Harta benda dunia tidak ada artinya sama sekali di bandingkan dengan nikmat yang menunggu engkau. 

Itulah bujukkan untuk membesarkan hati yang dibisikkan oleh malaikat, yang terdengar oleh jiwa, bukan oleh telinga polos. (Tafsir Al-Azhar, hal 226)

Itu hanyalah contoh, bagaimana Malaikat berusaha memberi bujukan ata support, supaya orang mukmin itu bisa tenang, bangkit, dan tetap memegang agama-Nya, tentu cara dan bantuan itu berbeda-beda setiap kondisi dan keadaan. 

Ini janji Allah, dari detik pertama turunnya ayat tersebut, dan akan terus berlanjut sampai kiamat kelak. Jadi kita tak bisa berkata bahwa kejadian seperti itu hanyalah jaman dulu.


Satu hal yang harus kita adalah mempercayainya.  Hanya saja saat ini kita tak bisa mencapai benar-benar hakikat iman. Bila suatu saat, kita merasakan begitu susahnya memegang agama, dengan air mata dan kerisauan, dengan lemahnya batin dan jasmani, namun kita berusaha merangkak amalkan agama, dan berusaha memegang teguh, walaupun merasa batin ini terlalu lemah. Insya Allah, kita pun akan merasakan janji Allah ini. Tak perduli apakah di jaman yang penuh kepasadan ini. 
 
Kita bisa membaca cerita Buya Hamka di tafsir Al-alzhar beliau, masa-masa beliau di tangkap, di jebloskan di penjara. Selama dua tahun lebih, di tempat gelap dan dijaga oleh polisi saat itu. Namun beliau tidak merasa takut, karena beliau merasakan selalu ada yang menemani beliau, saat tidur, saat bangun bahkan menemani makan sahur. 

Untuk itu janganlah ragu, untuk memegang agama dan berkorban demi agama. Ingat juga, bantuan ini hanya untuk mereka yang diterpa cobaan dalam amalkan agama, dalam sebarkan agama. sedangkan cobaan yang bersifat duniawi, tak ada jaminan hal ini. 

Adalagi imbas dari adanya malaikat di sekeliling kita, yaitu adanya rahmat dan sakinah atau ketenangan jiwa. Insya Allah, akan diuraikan pada kesempatan yang akan datang.

Tidak ada komentar