Bicara tentang wanita
memang tak ada habisnya, Dan berbagai penjuru dunia pun selalu bicara wanita.
Di dalam Alquran sendiri ada surah Annisa, bahkan kita bisa mengambil pelajaran
tentang wanita tak hanya di surah Annisa. Apakah penjelasan ayat itu secara
tersurat atau yang tersirat. Bahkan dari satu ayat untuk wanita, kadang kita
bisa mengambil dari pelajaran sisi. Itu artinya, betapa sangat memuliakan
wanita, sehingga Allah kasih aturan-aturan kepada wanita walaupun dalam hal
sangat sepele agar wanita itu bahagia dunia dan akhirat.
Sebagai kaum lelaki, bagaimanakah perlakuanmu terhadap wanita?
Sebagai wanita ,
bagaimanakah kita memperlakukan diri
sebagai wanita? Sudahkan kita menyadari tabiat yang tersembunyi? Sudahkah kita
mengakui potensi-potensi yang dimiliki? Sudahkah kita mengukur sejauh mana
kemampuan kita dalam menggapai cita-cita? Taukah di mana Allah ingin meletakkan
dan apa yang Allah inginkan terhadap diri kita?
Al-Qur’an juga menceritakan tentang
perlakuan-perlakuan orang-orang terhadap wanita? Dan Al-Qur’an juga menjelaskan
seharusnya seperti apa perlakuan terhadap wanita, dan bagaimana seharus wanita
memperlakukan dirinya sendiri.
“Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat
bodoh” (Al-Ahzab : 72)
Bodoh adalah tidak tau
meletakkan sesuatu pada tempatnya. Zalim adalah meletakkan sesuatu tidak pada
tempatnya. Bodoh, tidak tau. Sedangkan
zalim. tau tapi berbuat tidak sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
Pada dasarnya manusia
itu mempunyai sifat zalim dan bodoh. Jika tanpa dibekali dengan ilmu agama dan
iman maka manusia cenderung hanya bersifat pada pemuasan nafsu. Begitu juga
dengan perlakuan terhadap wanita, bahkan Al-Qur’an juga telah menceritakan
bagaimana perlakuan-perlakuan suatu kaum terhadap wanita.
Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (An-Nahl : 58-59)
Di satu sisi mereka
menganggap/ memperlakukan wanita sangat rendah. Mereka malu bila mendengar istrinya
melahirkan anak perempuan. Apakah anak itu akan mereka kubur hidup hidup atau
mereka memeliharanya dengan perasaan malu. Andai pun anak perempuan itu di
biarkan , ia tak mempunyai hak apa-apa sebagai anak bahkan sebagai seorang
wanita. Ia diperlakukan sebagai budak, Ia tak mempunyai hak suara, hak pilih, hak
waris bila ayahnya meninggal, bahkan ia akan menjadi harta waris bila suaminya
meninggal. Ia akan jadi perembugan oleh ahli waris. Apakah ia di bebaskan, di
berikan kepada ahli waris atau ia akan di nikahkan dan maharnya akan di ambil
oleh ahli waris.
“Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi Kami mereka berkata: "Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka.” (Al-Mu’min : 25)
Di sisi lain (di jaman
Firaun) wanita seakan-akan sangat di muliakan. Pada saat laki-lakinya dijadikan
budak / pelayan kerajaan, anak- anak laki-lakinya dibunuh sedangkan wanita
dibiarkan hidup. Sebenarnya tidak! Wanita dibiarkan hidup karena mereka akan dijadikan
pelampiasan-pelampiasan syahwat para tentara, dan bila mempunyai kecantikan dan
terpilih kecantikannya, ia akan dijadikan selir oleh para pejabat-pejabat
pemerintahan.
Inilah perlakuan-perlakuan
sebelum Islam, yang ternyata penjelasan-penjelasan ini tak hanya sebatas
sejarah masa lampau. Yang tak hanya di lakukan oleh orang-orang yang kita anggap
“bodoh”. Ternyata perlakuan-perlakuan seperti itu terus berlanjut hingga
beberapa abad kemudian dan masih menyisakan sisa-sisa kebudayaan-kebudayan
seperti itu hingga sekarang ini dan dilakukan oleh orang-orang yang mungkin
sudah di anggap “ pintar”
Perlakuan merendahkan
masih ada di jaman sekarang pada ajaran yang bukan Islam. Ajaran yahudi dan
Nasrani. Bahkan sebagian menganggap wanita itu terkutuk karena telah membuat
Adam terusir. Dan ajaran-ajaran agama lainnya, seperti di sebuah negara, mereka
yang beragama bukan Islam, wanita yang memberi mahar bila mau menikah. Bila
suaminya meninggal, mereka tak boleh menikah. Ternyata ketimpangan terhadap
wanita pun ada di Indonesia oleh mereka yang beragama Islam. Tak sedikit dari
mereka yang tidak menginginkan lahirnya anak perempuan, entah apa alasan
mereka. Tak sedikit pula dari berbagai pelosok desa, wanita tak mendapatkan
harta waris bila ayahnya meninggal, sementara dalam kepemeliharaan atau merawat
orang tua yang telah lansia di limpahkan kepada mereka.
Di Mesir beberapa abad
setelah firaun. Masih diadakan kontes-kontes wanita, dipilihlah wanita yang
tercantik dari sekian wanita-wanita cantik. Yang terpilih akan di hiasi
secantik mungkin , dan mereka akan dipersembahkan kepada dewa penjaga sungai Nil
, yang konon katanya akan dijadikan isteri oleh dewa tersebut. Anehnya , orang
tua dari wanita tersebut merasa bangga mempunyai anak yang akan dijadikan
tumbal.
Ternyata kontes-kontes
atau menampilkan wanita-wanita cantik masih berlanjut sampai sekarang. Mereka
bangga bisa tampil, kecantikannya dipuji dan dipuja, dijadikan idola, bisa
berkompetisi, bisa terpilih sebagai orang tercantik. Memang kehidupan mereka
melejet jadi kaya raya, masa depan yang mengiurkan, tawaran jadi bintang film,
sinetron, model iklan begitu bejibun bahkan tak sedikit mereka mendapatkan
jodoh dengan putra kerajaan, putra para pejabat, putra pengusaha dan putra-
putraan J.
Mereka tidak sadar bahwa kecantikan mereka,
keseksian dan kemulusan tubuh mereka jadi sasaran mata-mata kapitalis,
pelampiasan mata-mata hidung belang. Bahkan tak sedikit berita yang kita dengar
; di antara mereka ada yang disiksa, ada yang telah hilang keparawanannya
(entah secara paksa atau suka rela), bahkan tak sedikit saat mereka lagi naik-naik
daunnya rumah tangga mereka berantakan.
Anehnya, pemikiran
budaya Firaun sudah merasuk hampir keseluruh lapisan masyarakat, bahkan tak
hanya orang dewasa, bahkan anak kecil pun sudah bercita-cita jadi jadi artis
cantik terkenal dan dibanggakan.
Dua ayat di atas menjelaskan tentang pandangan suatu kaum, atau pandangan umum dalam masyarakat luas. Yang ternyata jika lebih di telesuri ternyata masih ada-ada beberapa ayat AlQuran yang mengisyaratkan tentang perlakuan terhadap wanita yang yang dilakukan perindividu. Hingga Allah menurunkan beberapa peraturan.
“…Cinta terhadap apa yang diinginkan berupa perempuan..” (Ali-Imran :14)
Ia hanya mencintai
wanita itu, hanya berdasarkan syahwat. Entah ia melakukannya dengan cara halal
atau tidak. Jika dengan menikah pun, tujuannya hanya kesenangan bertamengkan
cinta. Ia menyayangi, melindungi, dan memberi nafkah.
Ia tidak tahu atau
lupa bahwa ia mempunyai kewajiban lain, yaitu mendidiknya, membimbingnya dalam
amalkan agama, dan menyelematkan dari fitnah duniawi dan kerasnya siksa neraka.
“….sehingga kamu biarkan mereka terkatung-katung..” (Annisa : 129)
Perlakuan ini beda
lagi. Mereka memperlakukan wanita terkatung. Entah pergi lari dari tanggung
jawab, menikahi tapi lebih memilih istri-istrinya yang lain, atau meninggalkan
istrinya tanpa status yang jelas. Janda
bukan, bersuami pun bukan.
“Katakanlah, “ jika bapak-bapakmu, anak- anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah tumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang- orang fasik.”(At-Taubah : 24)
Kalau yang ini,
terlalu mencintai wanitanya. Cintanya melebihi dari segala-galanya. Demi
keluarga ia meninggalkan jihad. Ia selalu berusaha membahagiakan wanitanya,
salah satunya dalam urusan nafkah. Sayangnya kerja kerasnya sampai berani
meninggalkan kewajiban-kewajiban lain yang harus ia tunaikan. Bekerja keras
sampai meninggalkan shalat, dan berani melakukan hal-hal yang dilarang agama,
bahkan ada yang berani mengabaikan dan menentang orang tuanya.
“Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang- orang yang beriman, isteri Firaun….” (Attahrim: 11)
Firaun berbeda lagi,
isterinya tidak kekurangan dari segi harta, bahkan Firaun pun memenuhi
keinginan isterinya yang menginginkan mengambil bayi Musa, padahal saat itu
Firaun menyuruh tentaranya membunuh semua bayi laki-laki.
Firaun tidak terima
isterinya menyembah selain dirinya, tidak terima isterinya menyembah Allah.
Akhirnya firaun memerintahkan agar isterinya diikat di bawah terik matahari.
Namun, istrinya tetap pada keyakinannya sambil tersenyum dan berdoa,” Ya
Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di surga, dan selamatkanlah aku dari
Firaun dan perbuatannya.” (At-Tahrim :11)
Aksi krestinisasi
terus saja melancarakan serangannya, entah cara paksa atau dengan rayuan hingga
akhirnya tidak sedikit muslimah terjebak di dalamnya. Tidak sedikit juga laki-laki
yang beragama Islam, tetapi tidak setuju bahkan melarang isterinya amalkan
aturan-aturan Islam. Ia tak setuju istrinya pakai jilbab, karena ia orang
penting. Ia malu pada saat pertemuan istrinya berpenampilan uang menurutnya
kuno. Ada yang tak suka istrinya silaturrahmi pada orang tuanya, tak suka istri
bersedekah, bahkan tak sedikit perempuan berpakaian semakin seksi dan hot
setelah menikah, konon katanya suaminya yang menyuruhnya.
Islam memberikan hak
yang sama dengan laki-laki dalam ibadah, dalam kancah kehidupan, dan dalam
mendapatkan ganjaran.
“Sesungguhnya laki-laki
dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan
perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar,
laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk,
laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa,
laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan
yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar.” (Al-Ahzab
: 35)
Islam telah mengatur
bagaimana seharusnya wanita diperlakukan. Islam memberikan hak suara kepada
wanita (lihat , Q.s. Al-Mujadilah :1) mempunyai hak yang sama dalam
mengingatkan (At-Taubah :71).Mempunyai hak pilih dalam mengatur hidupnya.
Mempunyai hak asuh (Al-Baqarah: 233). Di gauli secara baik-baik (Al-Baqarah
:233) Hak di beri nafkah, hak dibimbing, dan hak dilindungi (An-Nisa: 34, At-tahrim:7)
hak menentukan pilihan dalam menikah di beri mahar dan boleh menikah bila sudah
berpisah dengan suami dan masa iddahnya telah habis (An-Nisa : 4, 21, 24 , dan Al-Baqarah
: 231). Mempunyai hak waris ( An-Nisa: 11, 12, 178). Namun, Islam juga
membatasi wanita dalam pergaulan (Al-Ahzab :34, 53), berpakaian (Al-Ahzab:59 )
bahkan dalam bertindak (An-Nur : 31, Al-Ahzab:34). Mengekang wanitakah? Tidak
!! Islam memuji dan menjaga wanita shalehah (An-Nisa: 34, An-Nuur :4, An-Nuur
:11-14) Islam mengatur demi kehormatan dan kebahagiaan wanita. Islam mengatur
karena Allah tau tabiat-tabiat wanita, keindahan-keindahan wanita, dan potensi-potensi
wanita.
Yang mana bila tidak
diatur oleh agama, maka akan meninggalkan kehinaan bagi wanita bahkan akan
terjadi keburukan-keburukan akibat wanita, seperti pemerkosaan, pelecehan,
penganiayaan, perselingkuhan, bahkan fatal nya akan melahirkan generasi-generasi
yang semakin tak bisa diharapkan.
"… dan hendaklah
kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti
orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan
ta'atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya" (Al-Ahzab
:33)
“Membersihkan kamu
dengan sebersih-bersihnya” itulah maksud dari semua tentang aturan- aturan
Islam terhadap wanita. Lebih dari itu dari diri mereka, di rumah mereka
diharapkan; dibacakan, di pelajari/ di ajarkan ayat- ayat Allah dan sunnah
Nabi-Nya. Hingga dari rumah-rumah mereka lahirlah generasi yang sholeh,
mujahid- mujahid yang tanguh dan taat. Dan akhirnya wanita itu akan mendapatkan
kehidupan yang mulia baik di dunia maupun di akhirat kelak. Itulah janji ayat
selanjutnya.
"Dan ingatlah apa
yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah nabimu).
Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui." (Al-Ahzan
:34) dan lihat ayat
35 diatas.
Mudahan kita – khususnya
sebagai wanita, mampu kembali kepada yang
fitrah, mampu menempatkan segalanya sesuai pada tempatnya, dan sesuai dengan
hukum-hukum Allah. Dan ketika harus kembali, ia kembali dengan membawa ampunan
dan rahmat Allah.
“Dan orang-orang yang
beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi
sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari
yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan
Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin,
lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir
sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang
bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar. Itu adalah
keberuntungan yang besar.” (At-Taubah:
71-72)
“Barangsiapa yang
mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,
maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl
: 97)
Tidak ada komentar