Menu
Cahaya Akhwat

BERILAH RUANG UNTUK PIKIR, HATI DAN JIWAMU


Adakah harimu terasa sunyi tatkala alunan zikir hanya bergetar di bibir? Jika tidak, ada baiknya jika kau perbaiki pikir. Mungkin telah lama kasih Tuhan tak hadir.

Adakah kau terasa hampa saat tilawah lama tak menyapa? Jika tidak, ada baiknya kau perbaiki jiwa. Mungkin telah lama hidupmu hanya dipenuhi oleh sibuknya dunia.
Adakah rasa damai saat rakaat demi rakaat shalat kau semai? Jika tidak, ada baiknya kau perbaiki hati. Mungkin sudah lama Tuhan tak kunjung kau dekati.

Orang beriman, tatkala kalimat Tuhan dikumandangkan, hatinya sejuk oleh mata air hidayah. Orang beriman tatkkala beralun dari bibir, alunan itu meresonansi hingga ke pikir. Orang beriman, saat rakaat shalat dilaksanakan, lahirnya tenang dalam tumakninah, batinya damai dilingkupi rahmah. (The Perfect Muslimah karya Ahmad Rifa’i Rif’an)

Ada baiknya kita renungkan quote di atas. Hal-hal di atas sering kita alami. Zikir pagi petang kita amalkan, tapi kadang zikir itu tidak merasuk ke dalam hati dan jiwa kita.
Tilawah mungkin pula sering tertinggalkan, namun adakah perasaan sedih di hati kita? Shalat yang wajib selalu kita tunaikan, tapi kenapa sulit bagi untuk khusyu? Kenapa masih saja hati diliputi kegelisahan?

Adakah kerisauan akan hal ini?

Ya, mungkin ada rasa sesal dalam hati kita, tapi seakan-akan tak ada waktu untuk memikirkannya, apalagi untuk melakukan aksi.

Di antara penyebab semua itu adalah karena  tidak ada waktu untuk ruang berpikir, merenung dan bermuhasabah. Padahal berpikir, merenung dan bermuhasabah merupakan salah satu amalan orang-orang saleh.

“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Ali Imran : 191)

Kita merasakan betapa lemahnya iman, tapi perhatian kita selalu dialihkan oleh kesibukkan dunia. Di tambah lagi dengan kesibukan gadget. Saat bekerja, telinga kita mawas, kalau-kalau ada dering notifikasi. Saat lelah, saat berbaring pikir kita berkelana di dunia maya. Bangun tidur, cek gadget kalau ada massge yang menunggu. Sebelum tidur,  lagi-lagi raih gadget.

Kalau kondisinya seperti ini, kapan waktu kita untuk merenung dan bermuahasabah.
Merenungkan apa saja yang telah kita lihat, dengar dan rasakan hari ini. mengingat-ngingat nikmat apa saja yang Allah berikan kepada kita. Kebaikan apa saja yang telah diberikan orang-orang disekitar untuk kita.

Bermuhasabah, apa saja kebaikan telah kita lakukan hari ini. Kesalahan yang dilakukan mata, telinga, lisan, tangan, dan anggota tubuh lainnya. Koreksi adakah ucapan hari ini yang menyakiti orang-orang yang menyayangi kita. Apa saja yang kita lakukan untuk orang-orang yang menyayangi kita? Sudahkah kita berbuat baik kepada tetangga dan sanak saudara? Sudahkah sempurnakah amal ibadah kita? Yakinkah semua amal ibadah kita diterima Allah?

Dan masih banyak lagi yang harus kita pertanyakan dalam ruang pikir, hati dan jiwa, sehingga menggerakkan anggota badan  untuk melakukan aksi.

Lihat juga : Inilah Arti Cinta Sejati

Berilah ruang waktumu untuk bermuhasabah karena dari sanalah kau tau dimana kesalahanmu. Dan dari sanalah kamu bisa mengevaluasi dan merencanakan apa saja yang harus kau lakukan dan tinggalkan untuk mengarah kepada meraih ketenangan jiwa yang hakiki, bahagia dalam ketaatan dan takut dalam kemaksiatan Dari sanalah kau mulai bisa menentukan arah kepada jalan yang Allah ridhai.

Ingatlah: Jangan sampai kau tak merasa bersalah saat meninggalkan zikir, tilawah, apalagi sampai melambat-lambatkan shalat karena itu artinya imanmu sudah sekarat.  

Tidak ada komentar