Menu
Cahaya Akhwat

MENGAPLIKASIKAN ATURAN HIJAB DI RUMAH

Cahaya Akhwat – Sebelumnya telah dijelaskan ada hal-hal yang mewajibkan kita berhijab di rumah.
Kita semua paham, kita harus berhijab jika tamu ada laki-laki yang bukan mahram. Dan tentu tidak masalah berhijab dari tamu laki-laki yang bukan mahram karena biasanya tamu bertandang tidaklah lama, lalu bagaimana jika kondisinya memaksakan kita tinggal seatap dari bukan yang mahram? Di tempat kita tinggal masih ada ipar, sepupu, anak buah kerja atau siapa pun yang bukan mahram kita.

Berhijab di rumah sendiri, full day, Tentu itu sangat sulit sekali.

Maka salah satu solusinya adalah dengan menciptakan adanya hijab di rumah.

Harap dicermati, hijab di rumah bukan berhijab di rumah.
Baca juga : Siapa Mahram Kita? 

Hijab rumah artinya membatasi antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.
Beberapa tips untuk menciptakan aplikasi hijab di rumah.
1.      Memberikan satu ruang khusus.
Misalnya mereka yang masih menampung adik. Berikan satu ruang khusus untuknya, sehingga meminimalisir pertemuan antara adik dengan suami kita. Usahakan, di ruangan itu ada kamar mandi, dispenser/wadah air minum, bahkan dapur jika memungkinkan.  
Apakah ini pengekangan? Tidak. Bukankah laki-laki tidak seharian di rumah? Saat laki-laki bekerja di luar rumah, maka adik perempuan pun bisa bebas di rumah.
2.      Memasang dinding di rumah.
Lihat gambar di bawah ini


Ada dinding di antara ruang tamu dan ruang pribadi. Kita bisa menyingkapnya jika tidak ada laki-laki yang bukan mahram.
Dan kita hanya menutupnya jika ada laki-laki yang bukan mahram. Lihat gambar di bawah ini.


Solusinya sangat mudah bukan? Memasang dinding ini juga cocok untuk luas rumahnya yang terbatas, seperti pada gambar-gambar ini.


Jadi tidak ada alasan untuk menghindari pencampurbauran antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.

Memasang dinding di rumah juga merupakan amalan sunnah.
“ …..Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” ( Al- Ahzab: 53)
Ayat ini menggambarkan bahwa adanya tabir/hijab di rumah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Jadi memasang dinding sangat perlu adanya di rumah, baik ada tidaknya laki-laki yang bukan mahram di rumah kita. Selain untuk amalkan sunnah juga untuk menghindari khalwat dalam rumah kita. 

Jangan sampai, ketika ada tamu baru kita gelabakan. Jangan sampai kisah di bawah ini juga terjadi pada kita.

Seorang suami (sebut saja Fulan) bercerita kepada istirnya (sebut saja Fulanah), “seorang anak berteriak. ‘Abi, jangan masuk! Ada mama.’”
Fulanah bingung. Lo kenapa abinya di larang masuk? Mama bukankah istri abinya? Akhirnya Fulanah mengira; abi anak itu lagi bawa tamu laki-laki. Sedangkan kondisi ibunya belum siap bertemu dengan laki-laki yang bukan mahram.
Ternyata dugaan Fulanah salah. Ternyata di rumah itu ada bibinya atau saudari perempuan istri (ipar suami) yang di panggil mama oleh si anak (sedangkan untuk ibunya, dia manggil ummi). Dan kondisi si mama belum memungkinkan untuk bertemu laki-laki yang bukan mahram. Itulah kenapa si abi dilarang dulu masuk.
Lalu Fulanah berkata, “Padahal mereka punya asisten rumah tangga perempuan di rumah, lalu bagaimana jika si abi lagi di rumah?”
“Kadang-kadang si abi keluar ruangan.. Heheh.. Tuan rumah terusir oleh pembantu. Padahal sudah aku ingatkan, supaya memasang hijab di rumah,” tukas Fulan mengakhiri pembicaraan

**gambar adalah dokumen pribadi. Di ambil dari Rumah Sakit Islam Banjarmasin.


2 komentar

  1. kaya gambar dirumah sakit ,mba...
    cuma foto contoh kali ya...??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. di bawah artikel sudah saya tulis, itu di ambil di rumah sakit. Hanya sekadar contoh dan kebetulan rumah saya ga bisa dipublikasikan. :)

      Terima kasih, Mbak, atas kunjungannya.

      Hapus