Menu
Cahaya Akhwat

Hubungan Bacaan Al-Qur'an dengan Shalat

 


Pagi ini pikiranku tertuju pada ayat.  


"Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Ankabut : 45)


Shalat fardhu lima kali sehari diwajibkan dalam agama. Sedang Al-Qur'an dalam hukum fikih tidak diwajibkan sebagaimana shalat lima waktu,  tapi mengapa kalimat perintahnya (-bacalah) disejajarkan dengan shalat, malah disebutkan di awal ayat? Sementara di ayat lain, zakat disejajarkan dengan shalat, karena memang zakat juga salah satu pilar

Islam. Allahu a'lam.  


Namun jika dieksplorasi lebih dalam lagi, kita akan menemukan titik terang. 


Diibaratkan tubuh (khususnya Indonesia) memerlukan nutrisi dari empat sehat yang terdiri dari nasi/sumber energi, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan. Nasi itu shalat, sedang tiganya itu Al-Qur'an. 


Shalat adalah sumber energi rohani untuk beraktivitas menunaikan perintah-perintah lainnya. Sedang Al-Qur'an, untuk menjaga kesehatan agar rohani tetapi sehat dan energik. 


Tak usah panjang lebar di sini betapa pentingnya tiga sehat itu, salah satunya sayuran. Meski tidak menyebabkan kematian jika dalam sebulan saja tidak mengonsumsi sayuran, namun dalam kesehatan tentu saja akan berdampak buruk. Khususnya untuk pencernaan, yang lama kelamaan akan memunculkan penyakit lainnya. 


Mungkin seperti itulah juga shalat tanpa diimbangi dengan membaca Al-Qur'an akan berdampak negatif pada kesehatan iman kita. Sedikit dipahami, mengapa diwajibkan membaca surah Fatihah dalam shalat. Sayangnya, kadang kita membacanya dalam keadaan lalai, hingga tidak memberi efek pada rohani. Karena itu sangat ditekankan membaca Al-Qur'an di luar shalat. 


Lalu, bagaimana juga jika dalam sebulan kita makan nasi melulu, tanpa lauk pauk? Ah membayangkan saja, rasanya membosankan. Sekali dua kali mungkin masih bisa hanya makan nasi, tapi sehari dua, perlahan akan mulai bosan dan semangat kita pun melemah. 


Disadari atau tidak, tanpa Al-Qur'an dalam keseharian, semangat menunaikan shalat akan menurun. Malas, ogah-ogahan, buruknya jadi asal-asalan. Yang nantinya berdampak buruk pada gairah agama, seperti menuntut ilmu, zikir dan amalan Sunnah lainnya.


"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar." 


Badan yang sehat akan memiliki kekebalan tubuh yang kuat untuk melindungi dari infeksi bakteri, virus, atau dari berbagai sumber penyakit lainnya. Selain itu, jasmani yang sehat memiliki kemampuan penyembuhan dan pemulihan diri yang cepat ketika terlanjur terinfeksi. Dari sini dapat kita mengerti mengapa shalat itu mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Yah tentu, shalat yang diimbangi dengan bacaan Al-Qur'an, yang nanti akan menumbuhkan semangat ilmu dan zikir (pengamalan dari ilmu). Dari ilmu dan zikir kita akan tahu apa saja perintah dan larangan agama. 


Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar. 


Benar. Shalat adalah sesuatu yang besar. Shalat adalah sumber energi bagi keimanan.


Shalat yang khusyuk dan tertib akan membuat rohani kita sehat dan kuat. Rohani yang sehat dan kuat akan mempunyai perlindungan diri yang kuat

dari berbagai penyakit hati dan tindakan, serta memiliki sensitivitas yang tinggi sehingga cepat sadar dan bertaubat jika terlanjur melakukan kesalahan. 


Dari sini, sedikit kita dapat memahami mengapa perintah membaca Al-Qur'an disejajarkan dengan perintah shalat. Meski membaca Al-Qur'an tidak wajib dalam hukum fikih, tetapi fungsinya sangat diperlukan untuk membentuk shalat yang khusyuk dan tertib sesuai contoh Rasulullah Saw. 


Allahu a'lam. 


Note.

Apa saja yang kushare mengenai ayat-ayat Al-Qur'an, itu hanyalah eksplorasi ayat-ayat Al-Qur'an, bukan tafsir. Karena Tafsir memerlukan pendapat ulama yang dikenali kredibilitasnya. 


Jadi hasil eksplorasi-ku bisa jadi salah. Jadi silakan diingatkan kalau memang ada kesalahan. Jika tafsir, biasanya langsung saja dikutip sumbernya.


Satu hal lagi, eksplorasi bukan pula cocokologi. Mencocok-cocokkan dengan sebuah situasi, tapi melenceng dari makna yang telah dijelaskan oleh beberapa ulama terdahulu. 


Afwan. Semoga bermanfaat. 


Semoga Allah angkat musibah menimpa bumi Kal Sel. Allah beri ketabahan, kemudahan dan menjadi asbab hidayah. Aamiin. 

Tidak ada komentar