بسم الله الر حمن الرحيم
Mungkin
kamu yang berjilbab, pernah mendengar kata-kata, “Waah, rambutnya bagus ya! Sayang sekali
ditutupi!” Atau bagi kamu yang bercadar pernah dengar. “Wah, ternyata cantik yaa.”
Aku jadi berpikir, cantik
itu untuk siapa?
Setiap
orang senang dengan cantik, bahkan kita umat muslim pun disuruh cantik. Tapi
dengan menjaga kecantikan sesuai koridor agama tentunya.
Hampir
semua perempuan suka bercantik diri (walau sebagian ada perempuan yang memang
tidak peduli dengan penampilan). Jauh untuk siapa, cantik memang membuat nyaman
dipandang, bahkan diri kita sendiri pun senang melihat kalau keadaan kita
nyaman dipandang.
Cantik
dan berhias adalah fitrah perempuan. Namun kadang sangat disayangkan,
kecantikannya untuk dipamerkan, bukan utuk yang berhak memandangnya, dan cantiknya
kadang sudah jauh dari nilai-nilai agama.
Berhias
untuk suami, memang dianjurkan dalam agama. Akan tetapi, tentu penampilan
cantik tersebut jangan sampai dibawa keluar rumah, meski niatnya untuk suami.
Cantik
untuk pacar atau tunangan? Ini tidak dibolehkan untuk agama.
Fitrah
lainnya dari perempuan adalah suka diperhatikan. Dan salah satu alat perempuan
agar diperhatikan adalah cantik.
“Dunia seluruh isinya adalah perhiasan, dan sebaik-baik
perhiasan adalah wanita shalehah.” (HR. Muslim. dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu)
“Wahai
sekalian wanita, sesungguhnya yang paling baik di antara kalian akan memasuki
surga sebelum orang yang paling di kalangan lelaki. Mereka akan mandi, dan
memakai minyak wangi dan menyambut suami-suami mereka di atas keledai-keledai merah dan kuning. Bersama mereka anak-anak kecil, mereka seperti batu
permata yang berkeliauan.” (HR.Abu Syaeh, dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu)
Dan
agama pun menghormati fitrah ini, bahkan akan mendapatkan pahala jika
disalurkan kepada yang halal.
“Apabila engkau mempunyai suami, dan
engkau mampu melembutkan kedua bulu matamu dan membuatnya lebih baik, maka
lakukanlah.” (Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha)
“Tidaklah seorang mu’min lebih mengambil manfaat setelah
ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala yang baik baginya, dari pada isteri
yang shalehah. Jika diperintah, maka ia taat. Jika suaminya melihatnya akan
menyenangkannya. Jika suaminya bersumpah, maka ia akan menunaikannya. Dan jika
suaminya tidak ada, maka ia akan menjaga dirinya dan hartanya.” (HR. Ibnu Majah)
Kecantikan
adalah anugerah Allah kepada wanita, sekaligus ujian yang besar buat wanita.
Tak jarang wanita habis-habisan mengeluarkan dana agar tetap cantik atau lebih
cantik.
Agama
tak melarang hal ini, bahkan kita pun disuruh merawat nikmat yang Allah berikan.
“Sesungguhnya
Allah senang melihat atsar (pengaruh) nikmat-Nya yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya.” (HR. Tirmidzi, Hakim)
“Barang siapa yang memilik rambut, maka hendaklah ia
menghormatinya.” (HR.
Abu Dawud)
“Apabila seseorang keluar mendatangi saudaranya, maka
hendaklah ia mempersiapkan diri, karena sesungguhnya Allah itu indah dan
mencintai keindahan” (Imam Qurthubi)
Namun
sangat disayangkan, tidak sedikit perempuan berani melakukan hal-hal yang dilarang
agama demi sebuah kecantikan.
“Siapa
saja wanita yang memakai wangi-wangian dan melewati kumpulan orang-orang
sehingga mereka mencium bau harumnya, maka dia adalah penzina.” (HR.
An-Nasa’i, Ahmad, Hakim)
Dari
Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
saw melaknat wanita yang mencabut bulu alisnya dan merenggangkan agar kelihatan
cantik dengan merubah ciptaan
Allah Subhanahu wata’ala.” (HR. An-Nasa’i)
Untuk
apa arti sebuah kecantikan dan seluruh dunia memujinya, kalau akhirnya kita
mendapatkan murka Allah?
Alangkah
beruntungnya seorang wanita yang dengan kecantikan mampu meraih redha Allah. Mampu
menyenangkan hati suami dan membuat betah di rumah. Dan dengan sifat amanah
yang ia miliki, suami tak khawatir meninggalkannya ketika bepergian.
Namun,
alangkah malangnya seorang wanita karena kecantikan membuat ia terjerumus ke neraka
(na’udzubillah,) bahkan kadang dengan menjerumuskan orang lain. Berapa banyak
laki-laki berdosa karena melihat lengkok tubuh yang duhai dan wajah rupa yang
rupawan. Berapa banyak suami-suami yang semakin terjerat dalam dunia hutang
(bahkan mungkin kuropsi) demi memenuhi kebutuhan kecantikan istrinya.
Raihlah
cantik dengan tetap berjalan di atas koridor agama. Peliharalah kecantikan
fisik dengan diimbangi memelihara kecantikan hati dan akhlak.
Syukuri
anugerah Allah dengan menambah ketaatan kepadaNya.
Insya
Allah, dengan rahmat Allah, kita bisa lebih cantik di surganya Allah. Menjadi ratu bidadari dengan mendampingi orang
yang kita cintai di dunia.
Tidak ada komentar