Umar bin Khattab radhiyallahu
‘anhu meriwayatkan bahwa telah dibawa seorang tawanan kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, ketika itu terlihat seorang wanita sedang mencari
anaknya. Ketika melihatnya, ia mengangkat dan mendekatkan ke perutnya untuk
menyusuinya. Beliau bersabda kepada kami, “Bagaimana pandangan kalian,
apakah wanita rela memasukkan anaknya ke dalam api?” Kami menjawab, “Demi
Allah, tentu ia tidak rela.” Maka beliau bersabda, “Betapa cinta dan sayang
wanita itu kepada anaknya, sungguh Allah jauh lebih mencintai dan menyayangi
hamba-Nya daripada wanita itu.” (HR. Muslim)
Allah ciptakan langit dan beserta
seluruh isinya dengan segala keindahannya. Allah pelihara dan Allah beri
rezeki. Manusia tidak akan mampu menghitung seluruh nikmat yang lihat, kecap,
dan rasakan. Allah ciptakan aturan-aturan, baik perintah atau larangan, semua
karena cinta dan sayang-Nya.
Lalu, mengapa kita berani
bermaksiat kepada Allah yang telah menyayangi kita? Mengapa kita lalai kepada-Nya, sedang setiap
detik kita telah merasakan berjuta-juta nikmat dari-Nya?
“Wahai ayahku, janganlah engkau
menyembah setan. Sungguh, setan itu durhaka kepada Tuhan yang Maha Pengasih.” (QS.
Maryam : 44)
Renungan malam 7-2-2017
Tidak ada komentar