اهدنا الصراط المستقيم
Tunjukilah
kami jalan yan lurus.” (QS. Al-Fatihah : 6)
Kata اهدنا berasal dari kata هدى yang artinya petunjuk. Wahbah Zuhaili dalam tafsir Al-Munir mengatakan ﻫﺩﻯ sebagai jalan yang menyampaikan kepada kebenaran. Dengan adanya petunjuk (hidayah). Perilaku kita akan sesuai yang dikehendaki Allah. Ada lima macam bentuk hidayah yang Allah berikan kepada kepada makhluk-Nya, yaitu hidayah yang diberikan kepada manusia dan itu sudah menjadi bagian dari fitrahnya, misalnya bayi yang menangis ketika lapar atau pada saat ditinggal orang tuanya
.
Hidayah yang Allah berikan kepada manusia maupun hewan melalui panca indra. Hidayah yang kedua ini merupakan penyempurnaan dari yang pertama. Bayi merasa dilindungi jika dipeluk dan dicium. Hewan menggunakan panca inderanya untuk berburu atau merawat anaknya. Hewan-hewan tersebut menggunakan insting, bukan akal. Dalam hal-hal tertentu mereka lebih peka dari pada manusia. Karena itu bagian kedua ini lebih banyak diberikan kepada binatang dari pada manusia.
Hidayah yang Allah berikan kepada manusia maupun hewan melalui panca indra. Hidayah yang kedua ini merupakan penyempurnaan dari yang pertama. Bayi merasa dilindungi jika dipeluk dan dicium. Hewan menggunakan panca inderanya untuk berburu atau merawat anaknya. Hewan-hewan tersebut menggunakan insting, bukan akal. Dalam hal-hal tertentu mereka lebih peka dari pada manusia. Karena itu bagian kedua ini lebih banyak diberikan kepada binatang dari pada manusia.
Hidayah
yang diberikan lewat akal. Menggunakan indra saja dalam menggunakan hidup ini
tidaklah cukup. Dibutuhkan akal. Dengan akal seseorang bisa membedakan benar
dan salah. Dengan akal manusia bisa meraih kemajuan, menciptakan berbagai alat
dan membuat aturan-aturan dalam kehidupan sosial. Peradaban binatang selama
berabad-abad tidak mengalami perubahan. Sebab binatang tidak dikaruniai akal,
sementara manusia yang dikaruniai akal peradabannya terus berkembang.
لقد خلقنا الا نسان في احسن تقويم
Sesungguhnya
kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin : 4)
Hidayah
diberikan melalui agama. Agama berisi petunjuk, perintah serta larangan yang
ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia agar lebih baik. Akal bisa digunakan
untuk menciptakan berbagai inovasi dalam rangka meraih kemajuan. Tetapi untuk
meraih kebahagiaan, tidak cukup hanya menggunakan akal. Akal biasa lebih
mendahulukan hawa nafsu dari pada kebenaran. Disinilah fungsi agama berperan,
yaitu memberi rambu-rambu atau petunjuk bagi manusia.
Hidayah yang Allah berikan kepada kita agar dapat mengetahui kebenaran hakiki. Dengan pengetahuan ini manusia tidak akan tersesat lagi. Mereka yang telah mengetahui kebenaran sejati, tidak akan cemas dan khawatir. Hati mereka dipenuhi cahaya dan kebahagiaan.
AL-QUR’AN
SEBAGAI HIDAYAH.
Al-Qur’an Allah turunkan kepada manusia lewat kekasih-Nya adalah hidayah bagi orang- orang yang bertaqwa. Mereka yang bertaqwa menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dalam mengarungi hidup. Ucapan dan tindakan mereka senantiasa berpedoman pada Al-Qur’an sehingga hidup mereka tak perah lepas dari petunjuknya. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an dalam surah Albaqarah ayat : 2
Al-Qur’an Allah turunkan kepada manusia lewat kekasih-Nya adalah hidayah bagi orang- orang yang bertaqwa. Mereka yang bertaqwa menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dalam mengarungi hidup. Ucapan dan tindakan mereka senantiasa berpedoman pada Al-Qur’an sehingga hidup mereka tak perah lepas dari petunjuknya. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an dalam surah Albaqarah ayat : 2
ذالك الكتاب لا ريب فيه هدى للمتقين
“ Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertqwa.”
Kebenaran Al-Qur’an tidak perlu diragukan lagi. Jika ada beberapa hal yang seakan–akan tidak sesuai dengan akal, tentu bukan karena Al-Qur’an salah atau tidak lagi sesuai. Otak manusia lah yang tidak mampu mencerna apa yang disampaikan Al-Qur’an.
Agar selalu berada di jalan yang benar, kita harus senantiasa berdoa, meminta pertolongan dan petunjuk-Nnya. Tidak ada satu pun makhluk yang mampu memberikan hidayah kepada orang lain. Nabi Muhammad saw pun tidak mampu memberikan hidayah kepada pamanya untuk memeluk agama Islam. hidayah merupakan hak mutlak Allah subahanahu wa ta’ala.
“Sesungguhnya
kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi
Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih
mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”.(QS. Al-Qashash : 56)
Di sinilah ditemukan salah satu hikmah, kenapa kita diwajib berdo’a (didalam shalat)
اهدنا الصرا ط المستقيم minimal 27 kali sehari.
Shalat
berjamaah di mesjid, puasa, dzikir, suka menolong orang lain, dan amal ibadah
lainnya Adalah jembatan untuk menghilangkan keragu-raguan atas kebenaran Al-Qur’an.
Mengapa? Karena barangsiapa menunaikan shalat berjamaah, memperbanyak puasa
sunnat, suka menolong, tidak menzalimi orang lain, dan mengerjakan perintah–perintah
Allah, dia akan mendapatkan kemudahan untuk memperoleh hidayah dan taufik-Nya.
Dengan memperoleh hidayah dan taufik-Nya, akan muncul sebuah keyakinan bahwa Al-Qur’an
adalah pedoman untuk mengarungi kehidupan.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh aku telah meninggalkan
pada kalian dua hal yang jika menjadikannya pedoman dan beramal dengan keduanya
kalian tidak akan tersesat (baik di dunia maupun di akherat) Al-Qur’an dan
Sunnahku. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Tanpa hidayah, manusia seperti berada di dalam sebuah ruangan gelap gulita. Jangankan benda-benda kecil, benda yang besar pun tidak akan dilihat, berbeda mereka yang mendapatkan hidayah-Nya, dia bagaikan berada di sebuah ruangan yang memiliki penerangan yang sangat jelas, sehingga benda sekecil apapun dapat dilihat. Karena itu selalulah berdo’a untuk mendapatkan hidayah-Nya .
Tanpa hidayah, manusia seperti berada di dalam sebuah ruangan gelap gulita. Jangankan benda-benda kecil, benda yang besar pun tidak akan dilihat, berbeda mereka yang mendapatkan hidayah-Nya, dia bagaikan berada di sebuah ruangan yang memiliki penerangan yang sangat jelas, sehingga benda sekecil apapun dapat dilihat. Karena itu selalulah berdo’a untuk mendapatkan hidayah-Nya .
Dari
buku : Mengakrabi Al qur’an karya H. Deden Zainal Mutaqin, LC, M.Si
Tidak ada komentar