Menu
Cahaya Akhwat

Menghadapi Corona

Menghadapi Corona 

Sebelumnya, saya bercerita dulu. Entah kenapa, tengah malam saya terbangun. Dan karena malas bangun, jadilah tangan meraih ponsel dan buka fb. Hampir seluruh isi wall fb saya menyinggung si corona, dengan beragam pandangan. Ada yang ngasih kabar korban virus corona bertambah, ada yang kasih solusi dan ada juga yang bernada menyalahkan pihak-pihak tertentu. 
Dari sini saya mencari-cari, kiranya di hafalan saya terbatas  menemuka  cara atau obat tertentu untuk mengatasi, obat tertentu wabah corona. Di kepala saya hanya menemukan dua jenis obat yang khasiatnya bersifat universal, yaitu madu dan air. Lalu teruslah otak saya berputar sambil mengingat kejadian-kejadian yang pernah saya alami. 

Saya mempunyai riwayat penyakit di bagian paru-paru, dan meski sudah diobati, tetap meninggalkan bekas pada organ tersebut. Alhasil, jika imun saya down, paru-paru lah yang berisiko. Berujung pada batuk yang memerlukan waktu cukup lama untuk mencapai kesembuhan. Dan sekitar bulan Februari tadi saya terserang batuk berdahak. Seminggu berlalu dengan minum herbal, obat sudah satu botol habis, batuk tetap saja tidak berkurang. Tiba-tiba saya berpikir, mungkin ada peradangan di paru-paru saya. 

Karena itu, saya mulai beralih ke infused water, yang berisi kunyit dan perasan jeruk nipis. Alhamdulillah, mulai berkurang. Lagi-lagi saya kembali tersadar, kenapa kalau sudah batuk, proses sembuhnya memerlukan waktu yang lama? Mungkin dikarenakan batuk itu melelahkan, secara otomatis membuat tubuh kelelahan dan imun semakin menurun. Kalau begitu, selain mengobati radang, saya juga harus menambah kekuatan tubuh, akhirnya saya minum dua sendok madu tambah perasan jeruk nipis. Dan hasilnya, Alhamdulillah, hanya sekitar sehari atau dua hari, Allah hilangkan batuknya. 

Dari sini, saya teringat lagi waktu mau melahirkan anak kedua. Atas usul suami, saya mencoba melakukan saran dalam buku mukjizat kesembuhan, yaitu minum madu segelas saat sudah ada tanda-tanda mau melahirkan. Hasilnya hanya beberapa menit, bayi saya keluar. Hanya beberapa menit dan tanpa memerlukan tenaga ekstra. 

Dari sini saya teringat lagi sebuah riwayat yang menceritakan seorang sahabat mengeluhkan saudaranya sakit perut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruh meminumkan madu pada saudara yang sakit. Sahabat tersebut melakukan apa yang disuruh Rasulullah. Tetapi beberapa saat kemudian, sahabat tadi datang lagi mengeluhkan saudaranya yang masih kesakitan. Rasulullah menyuruh lagi minum madu. Sahabat itu pergi, lalu datang lagi dengan keluhan, Rasulullah menyuruh lagi minum madu, sampai akhirnya sahabat tadi datang mengabarkan bahwa saudaranya sudah sembuh. 

Dikaitkan dengan minum madu segelas sebelum melahirkan, maka di sini menyimpulkan ada kalanya situasi memerlukan penanganan dengan dosis booster, mungkin serupa halnya dengan kemoterapi bagi penyintas kanker. 

Kini kita beralih ke virus corona. 
Apapun namanya, pada dasarnya virus itu makhluk Allah yang sangat unik dan canggih.

Virus adalah unit produksi paling cerdas di alam semesta, di mana ia selalu bisa mengoptimalkan manfaat dari lingkungan tempatnya hidupnya. Modal terbatas, tetapi menghasilkan profit maksimal.(Buku Cara Hidup Sehat Islami karya Tauhid Nur Azhar)  
Apalah lagi virus corona, yang kedengarannya saja sudah sangat canggih. 

Sejauh ini, tidak ada obat untuk virus. Tetapi, Allah sudah sediakan sistem canggih alami dalam tubuh kita, 
yaitu sistem imun atau sistem kekebalan tubuh bagaikan sebuah orchestra yang tersetel, dirancang untuk mempertahankan manusia dari pengaruh tidak sehat yang datang dari dunia di sekitar kita. 

Salah satu fungsi sistem imun adalah menghancurkan dan menghilang mikroorganisme atau substansi asing, semacam bakteri, virus atau parasit yang masuk ke dalam tubuh. (Buku Cara Hidup Sehat Islami karya Tauhid Nur Azhar) 
 
Bertolak dari sini, diri pribadi memberi beberapa tips untuk menghadapi wabah ini:
- Sediakan madu di rumah. 
Untuk memperkuat daya tahan tubuh, minumlah madu (bisa ditambah perasan jeruk nipis), minimal dua kali sehari dengan takaran  satu atau dua sendok madu. Satu kali  setelah shalat shubuh, habis shalat tahajud lebih bagus lagi, setidaknya pagi hari saat perut masih belum terisi makanan dan sebelum tidur. Mau minum lebih sering dan lebih banyak juga silakan. Meski  sampai dengan ukuran satu gelas, tidak akan membuat kita mati, kecuali memang sudah waktunya tiba. 

Jika mengalami batuk, segera minumlah madu dengan perasan jeruk nipis dan air hangat (3x sehari, setelah shalat Subuh, Zuhur dan Isya) dan pastikan istirahat yang cukup. Dalam situasi seperti ini, sebaiknya jauhkan hp, setidaknya diminimalkan. Karena hp kadang membuat kita kurang tidur, dan mendapatkan informasi-informasi yang dapat memicu emosi negatif, pada akhirnya semakin menurunkan daya tubuh kita. Untuk berjaga-jaga, hindari kontak fisik dengan orang lain. 

Jika dalam tiga hari upaya ini tidak membuah hasil, segera cek ke tim medis. Jika dinyatakan positif, segeralah minum madu dengan dosis booster, yaitu satu gelas sekali minum, minimal satu kali sehari, tiga hari berturut-turut. Mau lebih silakan. In sya Allah, tidak akan mati, kecuali atas kehendak Allah. Efek samping dari minum madu, kita akan merasakan haus, lalu sering minum. Pada saat yang sama, kebutuhan air untuk tubuh telah terpenuhi. 

- Sering berwudhu. 
Kegiatan sederhana, tetapi memiliki kinerja yang luar biasa. Berwudhu bukan sekadar perkara kebersihan anggota badan, tapi juga memilki fungsi mengoptimalkan sistem imun. 

Ketika air wudhu menyentuh kulit, transfer energi berlangsung ke kulit, di mana sebagiannya mengendap dan informasinya diteruskan oleh sel-sel saraf ke otak. Akhirnya, proses relaksasi pun terjadi. Otot-otot yang tegang, permukaan kulit yang terhimpit, leher yang kaku, dan sebagainya, seakan diistirahatkan selama berwudhu. Kondisi ini kemudian dioptimasi melalui prosesi shalat dengan gerakan yang lebih kompleks. (Buku Cara Hidup Sehat Islami karya Tauhid Nur Azhar)  

Jadi jadikanlah wudhu bukan sekadar kegiatan cuci tangan, dan anggota lain, tapi  jadikan  awal dari prosesi relaksasi rohani atau jiwa. Jiwa yang sehat, lapang dada, legowo, ikhlas, syukur, dapat mengoptimasi sistem imu. Karena itu, setelah berwudhu (selain untuk shalat wajib), alangkah baiknya dilanjutkan dengan shalat Dhuha atau sunnah lainnya dan membaca Al-Qur’an. 
- Manajemen energi dan emosi. 
Hindari menggunakan energi yang tidak terlalu penting, seperti jalan-jalan. Biasakan diam di rumah dengan melakukan kegiatan postif. Baringan terus juga tidak baik, dan bisa membuat sistem imun melemah. 

Emosi negatif maupun postif akan berdampak besar bagi kesehatan kita. Dan emosi muncul dari  informasi yang kita tangkap, baik dari penglihatan atau pendengaran. Karena itu, pastikan apa yang kita lihat, baca, dan dengar, hanyalah yang membawa pengaruh positif. 

- Berdoa kepada Allah, agar Allah melindungi kita, keluarga dan negara dari wabah ini. Salah satu yang cara yang paling efektif adalah mendoakan orang lain. Jadi berhentilah menjudge atau menyalahkan orang lain, tapi gunakan energi untuk mendoakan kebaikan dan kesehatan untuk orang lain. Imbasnya, malaikat juga akan mendoakan kebaikan untuk kita, dan doa malaikat pasti diijabah. 

Allahu a’lam. 

Maaf, saya tidak bisa menyertakan referensi minum madu satu gelas, karena buku mukjizat kesembuhannya tidak ketemu. Cukup lama saya mengobok-obok di kumpulan buku, tetapi tidak membuahkan hasil. Maaf. 

Saya juga hanya memberi tips, kalau mau dikerjakan silakan, tidak akan rugi minum madu. Kalau engga, it’s oke.  
Terima kasih. 
Mari saling menularkan energi positif. 

Tidak ada komentar