Menu
Cahaya Akhwat

Mengajarkan Al-Qur'an Pada Anak Adalah Investasi Cerdas Bagi Orang Tua


Mengajarkan Al-Qur'an Pada Anak Adalah Investasi Cerdas Orang Tua
sumber gambar



Assalamualaikum Wr. Wb.

Keluarga bahagia adalah keluarga yang mampu menerapkan kehidupan beragama dalam kehidupannya. Sebagai keluarga muslim tentu saja hal ini menjadi kewajiban bagi kita. Menjalankan semua kegiatan sehari-hari harus diikuti aturan kewajiban atau juga sunnah yang telah ditetapkan. Orang tua tentu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Mendidik mereka sesuai dengan yang Rasulullah ajarkan dan juga yang tertulis dalam Al-Qur’an.

Anak adalah investasi terbesar bagi orang tua. Baik itu untuk di dunia dan juga di akhirat. Orang tua dapat dengan mudah masuk dalam neraka jika tidak menerapkan ilmu agama kepada anak-anaknya sehingga mereka tidak menunaikan kewajiban yang telah Allah SWT perintahkan. Begitu pula sebaliknya, orang tua akan mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat jika mampu mendidik anak secara agama. Dan, Allah SWT akan memberika mahkota terindah pada orang tua yang telah mendidik anak-anaknya menjadi penghafal Al-Qur’an.

Mengenalkan Al-Qur’an kepada anak harus dilakukan sejak usia dini. Dimulai dari doa-doa harian hingga bacaan-bacaan salat yang akan menjadi kewajiban mutlak saat anak memasuki masa baligh. Allah SWT telah berjanji menjaga kesucian Al-Qur’an hingga kiamat tiba. Untuk itulah Al-Qur’an sangat mudah dipelajari hingga dihafal bagi orang-orang yang mencintainya.

Sejak wafatnya Rasulullah SAW, telah banyak sudah banyak orang yang mengaku sebagai nabi pengganti. Salah satunya Musailamah Al-Kadzdzab. Hal ini membuat banyak umat yang berpaling dan kembali ke agama sebelumnya. Khalifah pertama saat itu yaitu Sayyidina Abu Bakar Ash- Shidiq      r.a  tidak dapat membiarkan hal ini terjadi dan akhirnya memutuskan untuk memeranginya. Pasukan yang dipimpin oleh Khalifah Sayyidina Abu Bakar Ash- Shidiq r.a diberikan kemenangan oleh Allah SWT, tetapi peristiwa ini membuat jamaah besar yang terdiri dari para Sahabat Nabi dan juga para penghafal Al-Qur’an syahid dalam medan perang.

Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq r.a  mendapat desakan dari Sahabat Nabi yaitu Sayyidina Umar Bin Khatab r.a. untuk mengumpulkan Al-Qur’an. Saat itu Al-Qur’an berada dalam ingatan-ingatan para Sahabat Nabi, ayat-ayat terpisah dan ditulis dengan alat seadanya dan yang pasti terpencar dalam dada dan ingatan umat saat itu.Umat yang dengan sigap akan turut serta maju dalam medan pertempuran jika dibutuhkan melawan musuh-musuh Islam saat itu. Sayyidina Umar Bin Khatab r.a khawatir banyak bagian Al-Qur’an yang akan hilang nantinya. Walau pun awalnya khalifah Abu Bakar Ash Shidiq menolak dengan alasan hal ini tidak dilakukan oleh Rasulullah SAW, tetapi melihat kondisi di lapangan saat itu beliau pun menyetujuinya.

Terpilihlah seorang pemuda yang mengusai ilmu dibidang fatwa hukum, faraidh dan juga ilmu qiraat, yaitu Sayyidina Zaid bin Tsabit r.a. Mendengar tugas yang diberikan kepadanya awalnya beliau menolak. Bahkan lebih memilih memindahkan gunung seandainya diberi pilihan padanya. Karena tugas itu merupakan tugas yang teramat berat baginya. Namun, setelah memohon petunjuk kepada Allah SWT, Sayyidina Zaid bin Tsabit r.a setuju mengerjakannya.

Dengan segala kehati-hatian Sayyidina Zaid bin Tsabit mengumpulkan Al-Qur’an sambil terus meminta bimbingan Allah SWT. Al Qur’an yang tertulis pada saat Rasulullah SAW masih hidup saja yang ia kumpulkan, lalu mencocokkannya dengan hafalan-hafalan yang miliki oleh para Sahabat Nabi yang setia.
Dengan usaha yang gigih Sayyidina Zaid bin Tsabit r.a didampingi oleh Sayyidina Ubay bin Ka’ab r.a  yang mendapatkan gelar orang paling mahir dalam menghafal Al-Qur’an oleh Rasulullah SAW saat masih hidup.
Dan,kini kita dapat menikmati mukzizat yang telah Allah SAW berikan kepada Rasulullah SAW dengan mudah.

Tapi, sayangnya kecintaan umat terhadap Al-Qur’an saat ini sungguh dipertanyakan. Kesibukan dunia selalu saja membuat manusia menjauh dari Al-Qur’an. Tentu saja kita harus waspada dan jangan sampai terlena.

Ada banyak cara yang dapat kita terapkan untuk diri sendiri dan juga untuk mendidik anak-anak agar cinta terhadap Al-Qur’an, seperti:

~ Memahami betul bahwa Al Qur’an adalah sebaik-baiknya bacaan, penuntun dan pemberi keselamatan dan juga kebagiaan kita baik di dunia dan akhirat.

~ Menyediakan waktu minimal satu jam untuk belajar, membaca, menghafal dan juga mengulang hafalan Al-Qur’an secara perlahan.

~ Membaca kisah-kisah Sahabat Nabi yang begitu semangat dalam mempelajari Al-Qur’an hingga kita dapat ikut termotivasi dalam mendalami Al-Qur’an.

~ Membaca arti dan juga tafsir Al-Qur’an agar kita paham dan dapat menerapkan kandungan yang berada di dalamnya.

Dengan seringnya bercengkrama dengan Al-Qur’an, maka dengan sendirinya kecintaan kita akan tumbuh. Sehingga kita dapat menerapkan kehidupan berkeluarga sesuai dengan yang diajarkan dalam Al-Qur’an.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

        

1 komentar

  1. Iya betul aku juga berusaha untuk itu, mengenalkan anak dg shiroh Nabi, keluarga dan sahabatnya. Berusaha agar mereka suka membaca dan menghapal Qur'an

    BalasHapus