Menu
Cahaya Akhwat

MANUSIA ROBOT



Dulu, sewaktu mengafal Al-Qur’an, aku sering merasa seperti robot. Menghafal di sela-sela kesibukan mengurus anak-anak, suami dan pekerjaan rumah, boleh dibilang bukanlah hal yang gampang.

Menghafal, mengulang, menjaga anak-anak, memasak dan lainnya sebagainya. Dengan banyak pekerjaan, maka harus pintar-pintar mengatur waktu. Bahkan kadang, mengahafal atau murajaah di saat anak-anak dan suami tertidur. Saat mereka bangun, disambung lagi dengan pekerjaan ibu rumah tangga dan juga tilawah. Hingga sering merasa tak punya waktu untuk diri sendiri, berhenti sejenak sekadar merefresh otak. Serasa hidup bagaikan  manusia robot.

Tapi itu dulu, saat masih belum memiliki ponsel, apalagi canggih bernama laptop. Ketika semuanya telah memiliki, dengan bebasnya bisa berekspresi, dengan dalih merefresh otak, mengembangkan bakat,  berselancar di dunia maya, dan berbagai macam alasan. Semuanya telah berubah.

Waktu banyak terkuras bercengkrama dengan ponsel atau si laptop. Banyak waktu telah terbuang. Dan dunia Al-Qur’an, yang menjadi sebuah kewajiban, malah semakin berkurang intensitasnya, bahkan kadang sangat minimal.

Banyak waktu untuk diri sendiri, apakah bisa membuat bahagia? Tidak. Punya waktu untuk berekspresi, tapi merasa ada yang kurang. Kekurangan sangat terasa, saat jiwa semakin jauh dengan dunia yang selama ini menemani.
Semakin banyak memberikan waktu untuk memuaskan diri, semakin terasa ada yang hilang.
Lihat juga:
Punya waktu merefresh otak dan mengembangkan bakat, apakah bisa memberikan kelegaan?

Tidak. Kelalaian, tetaplah kelegaan. Jangan coba-coba manjakan yang bernama kelalaian karena akan berujung pada kecanduan, yang semakin lama akan semakin terjebak dan berujung kepada kebinasaan. Kelalaian hanyalah memberikan kehampaan. Kebahagiaan yang semu. Walaupun memberi senyum, diam-diam dia akan menggores jiwa sehingga jiwamu terluka, hampa dan membuat hati semakin terpuruk. 

Ada yang hilang dan semakin tak berarti.
Jika terus terlena, akan semakin membuat jiwamu bebal sehingga tak peka pada kebutuhan rohani. Kebutuhan yang sesungguhnya.  Jiwamu telah bebal.


 Adakah kau terasa hampa saat tilawah lama tak menyapa? Jika tidak, ada baiknya kau perbaiki jiwa. Mungkin telah lama hidupmu hanya dipenuhi oleh sibuknya dunia. (The Perfect Muslimah karya Ahmad Rifa’i Rif’an)

Kini, harus mengatur waktu dengan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat dan terkontrol. Menjadi manusia robot lagi? Manusia robot yang telah melakukan banyak hal dan memberi manfaat adalah lebih baik, dari pada terjebak pada situasi yang melenakan, yang akhirnya juga akan membinasakan diri.

“… Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Qashash : 50)

Aku bangga menjadi manusia robot, tapi berfungsi maksimal untuk kebaikan.

Jadwal:
Membaca Al-Qur’an 2 x duduk. 1 x duduk, 3 juz. (setidaknya 3 juz dalam sehari)
Membaca buku
Menulis
Menemani anak-anak mengaji habis subuh dan habis maghrib
Bersih-bersih
Memasak,
Silaturrahmi, dll.

Bagaimana dengan jadwalmu?

*Gambar dari plus.kapanlagi.com



Tidak ada komentar