Menu
Cahaya Akhwat

BELAJAR DARI SEMUT


Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (An-Naml : 18)
   
Apa yang sahabat Cahaya Akhwat dapatkan dari satu ayat tersebut? Tentu banyak bukan? Inilah salah satu keajaiban Al-Qur’an. Satu ayat Al-Qur’an bisa dapat banyak pelajaran. Satu ayat bisa diambil banyak hikmah walaupun dengan orang yang berbeda-beda.

Bagi pemula belajar Al-Quran  bisa belajar tajwid dan makharijul hurufnya. Para sejarah bisa mempelajari  sejarah tentang kerajaan Sulaiman Alaihis salam, dan beliau bisa memahami bahasa binatang salah satunya adalah semut. Ahli biologi, bisa mempelajari tentang biologis dan tetek bengek semut.
Dan pelajaran yang berbeda lagi yang didapatkan oleh para tata bahasa, para sastra, fisika, matematikawan, para pedagang, dan dalam bidang apapun. Selamanya hatinya mau mengambil pelajaran dari Al-Qur’an.

Dan ayat di atas hanyalah ilmu dasar yang memancing kita untuk lebih tau konsep-konsep yang lebih mendalam,  sesuai dengan yang bidang ditekuni.

Dan diri pribadi mengambil beberapa hikmah:
1.                  Semut mempunyai punya bahasa. Punya alat komunikasi kepada sesama semut. Dan banyak para ilmuwan yang dapat menangkap bahasa semut. 

Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon.  Semut adalah salah satu makhluk Allah yang cukup kecil di muka bumi. Meskipun tubuh semut relatif kecil, semut adalah makhluk terkuat yang kedua di muka bumi ini. Semut mampu mengangkat berat sepuluh kali dari berat tubuhnya, dibandingkan gajah yang hanya mampu mengangkat dua kali lipat berat badannya. Bicara tentang dunia semut, tak kan ada habisnya, dan juga memang diri pribadi tak punya ilmu tentang dunia semut.

2.                  Semut sangat peduli terhadap sesamanya.  Semut memiliki ketajaman indera dan sikapnya yang sangat hati-hati, terutama terhadap bahaya.  Semut mempunyai etos kerja yang tinggi, kesabaran dan kekompakan.

Kita sering melihat kekompakan semut dalam berjalan, bergotong royong mencari, mengangkut makanan. Dan ternyata semut pun mempunyai jiwa berkorban demi kolonenya.
“Pengorbanan terbesar yang dilakukan semut demi koloninya adalah menghancurkan koloni musuh dengan cara bunuh diri untuk membela koloninya. Banyak jenis semut siap melakukan teknik kamikaze ini, tetapi yang paling dramatis adalah semut pekerja dari spesies Camponotous dari kelompok saundersi yang hidup di hutan hujan Malaysia.” Untuk lebin lengkapnya lihat disini

Dari sini kita dapat mengambil pelajaran; bahwa kita, negara kita akan  sukses dan mempunyai pertahanan yang kokoh, kalau kita mau bekerja keras, bersabar, bersatu padu yang kokoh,  seperti hal ya dunia semut. Sayangnya dijaman sekarang, kepekaan akan kepedulian sosial sudah mulai memudar di negeri kita.
3.      Allah memuliakan semut, sehingga disebut dalam Al-Qur’an, salah satunya karena mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap sejenisnya.

Semut mempunyai banyak keistemewaan, mempunyai kandungan unsur kimiawi, mempunyai perhitungan yang cermat dan cerdas, keseimbangan, kecepatan dan mampu menempuh perjalanan yang jauh, peradaban, sifat-sifat sabar, kejujuran, kekompakan, kerja keras, dan masih banyak lagi kelebihan-kelebihan semut yang tidak kita ketahui. Meskipun demikian Alquran hanya menyebut satu sifat semut “yang sangat peduli pada sesama”. Ini menandakan betapa setiap orang punya kelebihan, dan yang paling mulia adalah yang peduli terhadap saudaranya yang lain.
“Sebaik- baik manusia adalah yang membawa manfaat buat manusia”
“Peduli  keselamatan saudaranya” ciri khas yang sangat mulia yang dimiliki semut. Yang justru di jaman sekarang sangat sulit di dapatkan pada manusia. Khususnya tentang agama saudaranya. Tak jarang kita menutup mata, telinga, ketika ada saudara kita yang berbuat maksiat kepada Allah, tanpa ada kerisauan sedikit pun. Malah kita menggibahnya, menyalahkan nya, tanpa ada pikir untuk menyelematkannya atau sekadar mengajaknya kepada kebaikan. Padahal Rasulullah saw  sabdakan; 
Tak sempurna iman seseorang, sebelum ia mencintai saudaranya , sebagaimana ia mencintai dirinya sendirinya.”
“Peduli” salah satu sifat mulia semut, sehingga ia di muliakan, begitu juga dengan agama ini, ummat ini, negeri ini. Kita akan mulia, kalau kita mau bekerja sama, peduli dengan agama dan kehidupan saudaranya.
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik” (Q.s.Ali-Imran:110)


Dalam dunia semut, mereka tidak mengenal konsep semacam diskriminasi kaya-miskin atau perebutan kekuasaan. Tidak seperti hal nya manusia.
Baca juga:
Waspadai waktu yang paling berbahaya
Potensi yang menghancurkan
Mencuri perhatian
4.                  Semut ketika mereka bertemu semut lainnya dari berlawanan arah, mereka akan saling menyapa dan bertukar kabar. Inilah salah satu yang membuat koloni semut menjadi kompak dan kuat.
Ini  mengingatkan akan sebuah riwayat;
Bahwa sebelum memimpin shalat berjamaah, Rasulullah melihat kebelakang dan bersabda, “Ratakanlah barisan karena menyempurnakan barisan (saf) sembahyang itu termasuk dari kesempurnaan sembahyang “
Apa hubungan?
Karena di lain riwayat juga dikatakan, bahwa berselisih dalam saf juga bisa membuat hati berselisih.
“Adanya Rasulullah saw memasuki sela-sela barisan (saf) sambil mengusap dada dan bahu kami, dan berkata, “jangan berselisih, supaya tidak berselisih hati kamu.

Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya Allah merahmati, dan malaikat mendoakan yang di baris (saf) pertama.” (Abu Dawud)
Perilaku Rasulullah saw ini, sebagian para ulama juga menafsirkan “Rasulullah saw menoleh kebelakang, selain menyempurnakan barisan saf juga beliau ingin tau keadaan para sahabatnya. Di jaman Rasulullah semua para sahabat shalat berjamaah di masjid (kecuali orang yang jelas kemunafikannya), sehingga ketika ada sahabat yang tidak hadir, maka Rasulullah segera mencari tau keberadaannya. Andai sahabatnya sakit, maka beliau segera mengunjungi dan menghiburnya.
Saling menyapa dan bertukar salam merupakan amalan sangat di anjurkan dalam Islam,

“As-salam adalah salah satu nama-nama Allah, yang Allah turunkan keatas permukaan bumi, oleh karena itu sebarkanlah salam sebanyak-banyaknya di antaramu. Ketika seseorang memberi salam kepada yang lain, derajatnya ditinggikan di hadapan Allah. Jika jamaah suatu mejlis tidak menjawab ucapan salamnya, makhluk yang lebih dari mereka (yakni para malaikat) yang menjawab ucapan salam.” (Thabrani)

Semoga Allah karuniakan kepada kita, punya risau, rasa sayang  kepada saudara kita. Dan semoga juga para lelaki muslim Indonesia gemar melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Karena berjamaah (kebersamaan) adalah tonggak kekuatan Islam dan negara .





*gambar dari adthiya.org

Tidak ada komentar