Menu
Cahaya Akhwat

UJIAN WANITA


 Cahaya Akhwat - Bagaimana menghadapi ujian berat dari Allah? Bagaimana supaya kita bisa melewati ujian yang sangat berat? Bagaimana supaya bisa sabar dan ikhlas?
“Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka. jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman. maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami suami) mereka mahar yang telah mereka berikan. Dan tiada dosa atasmu menikahi mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar  dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.s. Mumtahanah : 10)
Perjanjian Hudaibiyah merupakan salah satu ujian yang sangat berat bagi kaum muslimin saat itu. Salah satu perjanjian tersebut adalah orang-orang kafir yang telah masuk Islam dan ikut berhijrah, harus dikembalikan ke Mekkah. Sedangkan orang Islam yang murtad dari Islam tidak boleh dikembalikan ke kaum muslimin.

Perjanjian ini sangat berat bagi para sahabat, namun tiada yang dapat mereka lakukan kecuali ketaatan kepada Rasulullah.
Cobaan itu tak luput pula bagi para sahabiah. Mereka menghadap Rasulullah untuk memohon keringanan, di antaranya Ummu Kultsum binti Uqbah.
Ummu Kultsum bin Uqbah berkata, “Aku lari kepada engkau dengan membawa agamaku. Engkau boleh menghalangi aku, tapi jangan kau kembalikan aku pada mereka karena mereka akan menyiksaku dan mendatangkan cobaan padaku. Sedangkan  aku adalah orang yang tidak sabar mendapat siksaan karena aku hanyalah seorang wanita dan wanita yang paling lemah seperti yang engkau lihat. Kulihat engkau telah mengembalkan dua orang laki-laki.”
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah telah membatalkan perjanjian terhadap wanita.”

Allah telah melindungi wanita yang lurus imannya seperti Ummu Kultsum binti Uqbah dan juga para wanita-wanita yang berhijrah.
Salah satu hikmah:
Wanita lebih lemah dari laki-laki. Dari segi ujian pun tidaklah sama wanita dengan laki-laki. Pastinya Allah tidak akan menimpakan ujian kepada seorang hamba melebihi kemampuannya..
 Allah tidak menguji wanita yang bisa merenggut keimanannya dan melebih daripada kekuatan fisiknya. Allah yang menguji, namun Allah jualah yang memberi jalan keluar bagi orang-orang yang bertaqwa.
Dan hari ini, jika kita mengalami ujian yang sangat berat, yang telah membuat kita telah keluar dari jalur agama, atau menyalahi dari qudrat kita apalagi sampai menggadaikan kehormatan dan harga diri, atau mendapat ujian yang tak kunjung menemukan solusinya, maka sudah seharusnya kita berintrospeksi diri. Sudah luruskah iman kita? Benarkah kita hanya bertawakkal kepada Allah? Sejauh manakah ketaatan kita kepada Allah?
Jika ujian kita terasa berat, maka bersegeralah kepada Allah. Karena tidak ada ujian melebih kemampuan manusiawi, tetapi iman kitalah yang lemah, yang menyebabkan jiwa kita lemah, sehingga kita tidak mempunyai pegangan yang kuat dan pertolongan Allah pun sangat jauh.
Bersegeralah mendekati Allah.


Tidak ada komentar