Menu
Cahaya Akhwat

Ummu Fadhl, ibunda Abdullah bin Abbas


Mungkin hampir semua muslim mengenal kemuliaan keturunan dan akhlak, serta keberanian Al-Abbas bin Muthallib. Namun, sangat sedikit mengetahui siapakah perempuan yang dipercaya mendampingi sosok mulia dan pemberani tersebut. Mungkin hampir semua orang kenal Abdullan bin Abbas, ahli tafsir dan hafal Qur’an, serta fakih dalam bidang-bidang ilmu lainnya. Namun, sangat sedikit yang tahu siapakah ibunya.
Dia adalah Lubabah binti Harits, atau biasa dipanggil Ummul Fadhl binti Al-Harits radhiyallahu ‘anha, perempuan yang dipercaya mendampingi paman Rasulullah, Abbas bin Muthallib dan ibu dari Abdullah bin

Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Sosok mukminah yang agung, cerdas dan permberani. Ummul Fadhl adalah saudara ummul mukminin, Maimunah radhiyallahu ‘anha. 

Pada waktu perang Badar, peperangan berakhir dengan kekalahan pada pihak kaum musyrikin. Ummul Fadhl memerintahkan anak-anak dan pembantunya agar menyembunyikan berita gembira ini dengan maksud menghindari kesewenang-wenangan orang-orang musyrik yang memendam kebencian dan dendam terhadap kaum muslimin. 

Sayangnya, Abu Rafi’ tak kuasa menyembunyikan kegembiraan itu sehingga ia dihajar habis-habisan oleh Abu Lahab yang sedang kalap dan menumpahkan segala kekesalannya.
Ketika Ummul Fadhl mengetahui apa yang dilakukan Abu Lahab terhadap pembantunya, dia bangkit seperti singa betina. Sambil menghampiri Abu Lahab, dia berseru, “Engkau menganggapnya lemah jika tidak ada tuannya.” Seketika ummul Fadhl memukul Abu Lahab dengan menggunakan tiang penyangga Ka’bah, hingga menimbulkan luka yang menganga dan menyebabkan kematiannya. Setelah kejadian itu, Abu Lahab hanya bertahan hidup selama tujuh hari. Ada yang meriwayatkan, luka itu membusuk, hingga Abu Lahab dijauhi oleh keluarganya karena tak tahan baunya. 

Katika para sahabat dan sahabiyah hijrah ke Madinah,  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Abbas bin Muthallib tetap tinggal di Makkah karena beberapa urusan. Sehingga Ummul Fadhl hijrah ke Madinah hanya bersama anak-anaknya. Ummul Fadhl menghabiskan hari-harinya di negeri orang tanpa suami dengan sabar dan mengisinya dengan memperbanyak shalat, dzikir dan puasa. Abdullah bin Abbas, putranya yang paling besar, dia wakafkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Hari-hari Abdullah bin Abbas senantiasa menyertai Rasulullah  dan menimba ilmu langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

Ummu Fadhl mungkin tak pernah berpikir, kalau suatu saat sejarah menyediakan untuk dirinya sebagai seorang ibu yang memiliki putra ulama ummat Islam serta ahli tafsir Al-Qur’an, Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu.

Referensi : Jatidiri Wanita Muslimah dan 66 Muslimah pengukir sejarah

Tidak ada komentar