Bismillâħir-rohmânirrohîm. Qul a’ûdzu birobbin-nâs.
Malikin-nâs. Ilâħin-nâs. Min
syarril-was-wâsil-khonnâs. Alladzî yuwas-wisufî shudûrinnâs. Minal-jinnati wannâs.
“Dengan menyebut nama Allah
yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Aku
berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia.
Sembahan manusia. Dari kejahatan
(bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam
dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”
“Katakanlah:
"Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia” Berlindung kepada Allah, Tuhan yang
menciptakan manusia, yang memelihara dan yang memberi rezeki. Apa lah daya
kita, dalam sehari-hari kita berhadapan, bergaul dengan bermacam corak
masyarakat. Aku, dia, kita dan kamu, yang semua itu pasti terjadi banyak
perbedaan. Apa yang kita pikirkan
dan lakukan belum tentu baik menurut pandangan orang lain. Apa yang diperbuat orag
lain belum tentu kita sukai dan baik buat kita. Itulah yang mesti yang berlaku.
“Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa
bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia” sudilah kiranya melindungi dari bisikan-bisikan halus
yang menjalar kedalam urat nadi, yang menyusup kedalam hati hingga
menimbulkan keragu-raguan dan dorongan
melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang agama.
“Dari
(golongan) jin dan manusia.” Bisikan-bisikan syaitan atau jin. Di saat kita
lengah sedikit saja, maka kita akan mudah terpedaya. Tadinya begitu
bersemangat mengeluarkan harta
untuk jihad fi
sabilillah, namun tiba-tiba saja
kita mengurungkan niat. Ditakuti syaitan dengan berbagai macam kesulitan.
Saat sembahyang, saat memasang niat, takbir,
iftitah dan fatihah
masih ingat Allah, namun
selanjutnya kita sudah tidak sadar sudah berapa banyak mencerna bisikan-bisikan
syaitan. Hingga kita lupa bahwa kita
sedang menghadap Allah Subhanahu wata’ala.
Kita juga berlindung kepada Allah dari
bisikan-bisikan, hasutan, bujukan-bujukan manusia, yang berusaha menggagalkan
niat kebaikan atau membujuk agar mau melakukan kejahatan. Sesungguhnya, syaitan
sangat gigih usahanya dalam menyesatkan manusia. Jika mereka gagal membujuk
seseorang, maka dibisikinya orang lain agar mau membujuk, menghasut bahkan
menggangu seseorang itu.
Surah
Al-Falaq dan surah An-Nas disebut al-mu’awwidzatain, yaitu dua perisai. Di antara keutamaan-keutamaannya:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda kepada Ibnu ‘Aabis Al-Juhani, “Wahai Ibnu Aabis! Bolehkah
aku memberitahumu sesuatu yang
paling mulia dalam melindungi orang-orang yang berlindung?” Ibnu ‘Abis
menjawab: “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau
kemudian bersabda, “(Yaitu) Qul a’udzu birabbil falaq (surah Al-Falaq) dan
Qul a’udzu birabbin nas (surah An-Naas). Inilah dua surat itu.” *
“Adalah Nabi jika akan tidur meniup pada kedua
telapak tangannya sambil membaca qul
huwallahu ahad, qul a’udzu birabbil
falaq, qul a’udzu birabbinnas,
kemudian mengusap badannya dimulai dari kepalanya dan muka terus kebawa, dilakukannya itu tiga kali.” **
* H.r.
Muslim, An-Nasa’i, Ahmad – Mengkarabi Al-Qur’an
** H. r. Bukhari, Muslim –Riyadhus Shalihin
Tidak ada komentar