Menu
Cahaya Akhwat

Keutamaan Surah An-Naas


  
Bismillâħir-rohmânirrohîm. Qul a’ûdzu birobbin-nâs. Malikin-nâs. Ilâħin-nâs. Min  syarril-was-wâsil-khonnâs. Alladzî yuwas-wisufî  shudûrinnâs. Minal-jinnati wannâs.

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.  Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.  Raja  manusia.  Sembahan  manusia.  Dari  kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”

 “Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia”  Berlindung kepada Allah, Tuhan yang menciptakan manusia, yang memelihara dan yang memberi rezeki. Apa lah daya kita, dalam sehari-hari kita berhadapan, bergaul dengan bermacam corak masyarakat. Aku, dia, kita dan kamu, yang semua itu pasti terjadi banyak perbedaan. Apa yang kita pikirkan  dan  lakukan  belum tentu baik menurut  pandangan orang lain. Apa yang diperbuat orag lain belum tentu kita sukai dan baik buat kita. Itulah yang mesti yang berlaku.

 “Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia”  sudilah kiranya melindungi dari bisikan-bisikan halus yang menjalar kedalam urat nadi, yang menyusup kedalam hati hingga menimbulkan  keragu-raguan dan dorongan melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang agama.

“Dari (golongan) jin dan manusia.”   Bisikan-bisikan syaitan atau jin. Di saat kita lengah sedikit saja, maka kita akan mudah terpedaya. Tadinya begitu bersemangat  mengeluarkan  harta  untuk  jihad  fi  sabilillah,  namun tiba-tiba saja kita mengurungkan niat.  Ditakuti   syaitan dengan berbagai macam kesulitan. Saat   sembahyang,  saat memasang niat,  takbir,  iftitah  dan  fatihah  masih   ingat Allah, namun selanjutnya kita sudah tidak sadar sudah berapa banyak mencerna bisikan-bisikan syaitan. Hingga  kita lupa bahwa kita sedang menghadap Allah Subhanahu wata’ala.

Kita  juga berlindung kepada Allah dari bisikan-bisikan, hasutan, bujukan-bujukan manusia, yang berusaha menggagalkan niat kebaikan atau membujuk agar mau melakukan kejahatan. Sesungguhnya, syaitan sangat gigih usahanya dalam menyesatkan manusia. Jika mereka gagal membujuk seseorang, maka dibisikinya orang lain agar mau membujuk, menghasut bahkan menggangu  seseorang itu.

Surah Al-Falaq dan surah An-Nas disebut al-mu’awwidzatain, yaitu dua  perisai. Di antara keutamaan-keutamaannya:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Ibnu ‘Aabis Al-Juhani, “Wahai Ibnu Aabis!  Bolehkah  aku  memberitahumu sesuatu yang paling mulia dalam melindungi orang-orang yang berlindung?” Ibnu ‘Abis menjawab: “Tentu, wahai Rasulullah.”  Beliau kemudian bersabda, “(Yaitu) Qul a’udzu birabbil falaq (surah Al-Falaq) dan Qul a’udzu birabbin nas (surah An-Naas). Inilah dua surat itu.” *

 “Adalah Nabi jika akan tidur meniup pada kedua telapak tangannya sambil membaca  qul  huwallahu ahad,  qul  a’udzu   birabbil   falaq,  qul a’udzu  birabbinnas,   kemudian mengusap badannya  dimulai dari kepalanya dan muka terus  kebawa, dilakukannya  itu  tiga  kali.”  **





* H.r. Muslim, An-Nasa’i, Ahmad – Mengkarabi Al-Qur’an
**  H. r. Bukhari,  Muslim –Riyadhus   Shalihin

Tidak ada komentar